Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentrok Demo UU Cipta Kerja di Universitas Pattimura Ambon, 3 Mahasiswa Ditangkap

Kompas.com - 12/10/2020, 20:43 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Bentrokan antara mahasiswa dan polisi saat berlangsungnya aksi unjuk rasa menolak Undang-Undnag Omnibus Law Cipta Kerja masih terus berlangsung di depan Universitas Pattimura Ambon hingga Senin (12/10/2020) malam.

Perang batu dan tembakan gas air mata antara demonstran dan polisi terjadi setelah massa mahasiswa mencoba memblokade Jembatan Merah Putih Ambon yang berjarak sekitar 200 meter dari lokasi unjuk rasa.

Dalam bentrokan tersebut, sejumlah mahasiswa mengalami luka-luka karena terkena lemparan batu dan sebagian lagi mengalami sesak nafas karena menghirup gas air mata.

Kapolda Maluku, Irjen Pol Baharudin Djafar mengatakan, polisi telah menangkap tiga orang mahasiswa yang terlibat dalam bentrokan tersebut.

Baca juga: Ganjar Dangdutan Bareng Buruh Saat Demo Tolak UU Cipta Kerja

“Kami ada melakukan penangkapan terhadap tiga orang dan sekarang diabwa ke Polres, saya belum lihat nanti setelah ini cek ke sana lagi,” kata Kapolda, kepada wartawan di lokasi kejadian, Senin malam.

Dalam bentrokan tersebut, polisi ikut mengerahkan sejumlah kendaraan taktis untuk memukul massa mahasiswa. Sejumlah polisi juga ikut terkena lemparan batu dalam bentrokan tersebut.

Selain ratusan aparat kepolisian, sebanyak satu kompi anggota TNI dari Kodam XVI Pattimura juga dikerahkan untuk menghalau aksi unjuk rasa yang berakhir bentrokan tersebut.

Ada penyusup

Djafar mengatakan, aksi unjuk rasa yang berujung bentrok itu terjadi karena ada penyusup yang masuk ke barisan mahasiswa.

Para penyusup itu lalu melempari petugas dengan batu sehingga menyebabkan terjadinya bentrokan.

“Iya, jadi sebenarnya kami sudah sedemikian rupa memperlakukan adik-adik, anak-anak kami (mahasiswa) dengan baik bahkan terakhir Pak Dandim sudah bisa berdialog dengan mereka tapi cuma ada di antara mereka (penyusup) yang masuk di kelompok mereka itu,” ujar dia.

“Mungkin bukan status sebagai mahasiswa itu mempengaruhi dia melakukan pelemparan kepada petugas dan itu yang membuat terjadi seperti sekarang,” tambah Kapolda.

Kapolda mengaku, akan mengevaluasi aksi unjuk rasa mahasiswa yang kerap berakhir bentrokan.

Ke depan, pihaknya akan lebih ketat lagi untuk mengamankan aksi unjuk rasa mahasiswa.

“Makanya besok-besok kalau ada aksi tanpa pemberitahuan dengan jelas dan tidak jelas siapa penanggungjawabnya maka sejak awal kami akan menindaknya,” tegas dia.

Tiga pengunjuk rasa yang ditangkap saat bentrokan terjadi, mereka akan menjalani rapid test.

Pihaknya belum akan mengambil tindakan apapun termasuk tindakan hukum sebelum mengetahui hasil rapid test terhadap ketiga mahasiswa tersebut.

Baca juga: Guru SD di Bali Kirim Video Porno ke Grup Kelas, Orangtua Murid Kaget

Dia menyebut, tiga mahasiswa tersebut harus menjalani rapid test karena pihaknya khawatir para pengunjuk rasa yang melakukan aksinya sambil berkerumun berpotensi menjadi klaster baru penularan Covid-19.

Apabila hasil tes nanti ketiga mahasiswa tersebut reaktif maka akan diambil alih oleh pihak berwenang.

“Kami tidak mau berhubungan dengan orang-orang yang bisa menjadi klaster baru, jadi saya dengan panglima sudah sepakat dengan satuan tugas, panglima sekalu Wakil Ketua I satuan tugas provinsi dan saya selaku Wakil Ketua II satuan tugas ini harus kami perhatikan betul-betul,” ungkap dia.

Berdasarkan pantauan Kompas.com tembakan gas air mata sesekali masih terus terjadi.

Sementara mahasiswa yang memilih bertahan di dalam kampus masih terus menghujani polisi dengan batu.

Sejumlah mahasiswa mengaku beberapa rekannya yang mengalami luka di bagian kepala karena terkena lemparan batu dan mengalami sesak nafas saat ini masih dirawat oleh sesama mahasiswa lainnya.

Baca juga: Kapolresta Ambon Terkena Lemparan Batu Saat Bentrok Mahasiswa Vs Polisi

“Ada beberapa teman juang kami yang terluka, ada yang juga luka di bagian kepala dan ada banyak yang sesak nafas, saat ini masih dirawat oleh teman-teman lain,” kata salah satu mahasiswa kepada Kompas.com.

Akibat bentrokan tersebut arus lalu lintas di depan kampus Universitas Pattimura dan Jembatan Merah Putih lumpuh total.

Saat ini, aparat keamanan masih terus berusaha untuk mencegah bentrokan agar tidak meluas lebih besar lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com