Mulai pengajian hingga makan bersama di sekitar kompleks TPU setempat, yang kesemuanya dilaksanakan pada Sabtu (10/10/2020) dan Minggu (11/10/2020).
"Jadi warga itu bawa hasil bumi yang sudah diolah sedemikian rupa, kemudian dibawa ke sekitar area kompleks pemakaman, setelah berdoa kemudian makan bersama di lokasi," tutur dia.
Salah seorang panitia, Nuril menambahkan, tradisi tersebut termasuk udik-udikan, sudah lama berlangsung dan turun-temurun.
Ini dilakukan sebagai bentuk syukur atas nikmat dan karunia yang diberikan selama ini.
"Kami sediakan tempat, jadi dermawan yang ingin memberi pada saat udik-udikan bisa melakukannya di luar area makam," ucap Nuril.
Baca juga: Serangan Hama Wereng di Jombang Diprediksi Turunkan Hasil Panen
Nuril juga membenarkan, jika kebanyakan yang memberikan uang pada acara udik-udikan kemarin adalah, para perantau yang pulang kampung dan ingin berbagi kepada sesama melalui agenda udik-udikan tersebut.
"Alhamdulillah, sejauh ini yang saya tahu tidak ada warga di sini yang pernah mengalami Covid-19, zona hijau," tutur Nuril.
Sementara Camat Laren Muhammad Na'im yang dihubungi terpisah, mengaku belum tahu secara pasti ada agenda sedekah bumi yang digelar di Desa Tejoasri pada akhir pekan kemarin.
Na'im bahkan mengaku baru mengetahui, setelah mendapat kabar dari rekannya.