Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Remaja Sragen 11 Tahun Hilang di Jakarta, Sempat Dipaksa Ngamen, Akhirnya Bertemu Keluarga

Kompas.com - 12/10/2020, 06:42 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi

Tidak sampai di situ, Ervan bersama pengamen yang menghampirinya setelah mengembalikan game watch ke Solo selama sebulan. Habis itu kembali lagi ke Jakarta.

Baru sampai di Bogor, Ervan dan pengamen yang mengajak dirinya mendengar suara sirine milik Satpol PP.

Saking takutnya kena razia Satpol PP para pengamen itu berlarian menyelamatkan diri.

Ervan justru berdiam diri di masjid. Ervan ditemui seorang Ketua RT dan menanyakan tempat tinggal Ervan. Karena tidak tahu tempat tinggalnya, Ervan lalu diangkat sebagai anak asuh Ketua RT itu.

"Sekitar empat bulan Pak RT itu meninggal. Ada cucunya ingin mengasuh saya dan mengangkat saya anak asuh," tutur dia.

Setelah diasuh cucu dari Ketua RT selama tujuh bulan, jelas Ervan, dirinya dibawa oleh Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Dinas Sosial Kota Bogor.

"Ada pegawai P2TP2A ingin mengangkat saya jadi anaknya. Saya disekolahkan dipesantrenkan sekitar delapan tahun," ujar dia.

Ervan juga mendapat pelatihan kerja dari Dinsos Kota Bogor. Bahkan, Ervan diterima magang kerja selama satu tahun dua bulan.

"Ada lagi dari (Dinsos) Kabupaten Bogor yang menunjuk saya. Saya ditanya sama petugas ingin ketemu orangtua tidak. Saya jawab iya," kata Ervan.

Ervan mendapat pelatihan kerja di PRSABH Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor selama dua tahun sampai akhirnya bisa dipertemukan kembali dengan keluarga.

Ayah Ervan, Suparno menceritakan, dirinya mengajak Ervan yang masih usia lima tahun untuk liburan tengah semester ke Jakarta. Dia berangkat ke Jakarta pada 2009.

Ervan liburan di Jakarta selama 17 hari. Ketika mau diajak pulang ke Sragen, jelas Suparno anaknya tersebut pamit untuk mengembalikan game watch ke tempat persewaan.

"Anaknya pamit pergi untuk mengembalikan game watch," terang dia.

Setelah ditunggu anaknya tersebut tak kunjung pulang. Perasaan cemas dan bingung menyelimuti Suparno dan istrinya.

"Saya tidak langsung pulang (Sragen). Dua bulan saya nyari di Jakarta," ujar Suparno yang merantau di Jakarta sejak 2000.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com