Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Oslin, Anak Desa yang Dua Kali Berpidato di Forum Internasional

Kompas.com - 11/10/2020, 13:17 WIB
Kontributor Sumba, Ignasius Sara,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Pada tahun ini, ia kembali ditunjuk untuk berpidato secara virtual di forum PBB.

"Mungkin karena saya sudah pernah berbicara di PBB, jadi diminta lagi untuk mewakili anak-anak Asia untuk menyampaikan suara anak-anak," papar mantan Ketua Forum Anak Desa Kombapari itu.

Bahas belajar daring

Ia menyampaikan beberapa hal tentang perubahan akibat Covid-19 dan tantangan yang dialami dari perubahan-perubahan itu dalam kegiatan kali ini.

Salah satu isu yang disampaikan adalah rangkuman dari keluhan teman-temannya saat menjalankan aktivitas belajar selama masa pandemi Covid-19.

Keluhan itu, kata dia, berasal dari teman-temannya yang berada di desa maupun di Kota Waingapu, Sumba Timur.

Ia menjelaskan, masih banyak temannya yang belum memiliki ponsel cerdas (smartphone).

Hal itu karena kondisi perekonomian orangtua mereka yang tidak berkecukupan akibat pandemi Covid-19.

Selain itu, ada keluhan soal jaringan internet yang tidak ada di desa-desa.

Ada juga teman-temannya yang tidak memahami materi yang disampaikan pada saat live meeting via zoom.

Pada saat menyampaikan pertanyaan kepada guru tentang materi tersebut, tiba-tiba ada gangguan jaringan.

Hal itu sangat mempengaruhi tingkat konsentrasi siswa.

Harapan

Oslin mengharapakan ada pemerataan akses internet agar anak-anak bisa mengikuti belajar daring dengan nyaman.

"Jadi, harapannya akses internet yang lebih merata khususnya di desa-desa. Supaya mereka juga bisa merasakan apa yang anak-anak kota rasakan. Penyebaran jaringan internet yang merata dan memadai untuk semua," ujar Oslin.

Ia juga meminta kepada peserta dalam forum tersebut untuk memberikan solusi tentang masalah-masalah yang disampaikannya.

Baca juga: Kisah Guru yang Mengajar di Desa Tanpa Daratan, Pernah 9 Bulan Tak Digaji

Oslin mengaku bangga bisa terpilih menjadi perwakilan anak-anak dari Indonesia.

"Perasaannya sih pasti bangga sekali, senang. Bersyukur juga karena bisa dikasih kesempatan untuk bisa sampaikan suara-suara anak, yang selama ini mungkin belum didengar oleh para pemegang kebijakan," tutup remaja yang bercita-cita menjadi diplomat itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com