Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Mahasiswa di Seram Bagian Timur Tanpa Gas Air Mata, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 11/10/2020, 09:35 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Aksi unjuk rasa mahasiswa menolak Omnibus Law Cipta Kerja di Bula, Kabupaten Seram Bagian Utara berjalan damai dan tanpa gas air mata.

Ratusan mahasiswa dari berbagai organisasi kemahasiswaan dan pemuda tersebut berorasi di depan kantor bupati setempat pada Sabtu (10/10/2020).

Saat aksi berlangsung, aparat kepolisian membagi-bagikan air mineral pada para demonstran.

Baca juga: Demo Mahasiswa Tanpa Gas Air Mata, Pendemo Diberi Air dan Shalat Bersama Polisi

Aksi unjuk rasa tersebut dimulai dari jalan protokol Bula dan ratusan massa bergerak ke kantor bupati.

Setelah berorasi sekitar satu jam, demonstran ditemui oleh Pejabat Bupati Hadi Sulaiman.

Di hadapan mahasiswa, Hadi berjanji akan menyampaikan tuntutan para mahasiswa ke pemerintah pusat.

Baca juga: Kontras Minta Polisi Hentikan Tembakan Gas Air Mata ke Arah Demonstran Penolakan UU Cipta Kerja

Ketika masuk waktu shalat Dhuhur, para demonstran shalat berjemaah bersama Kapolres Seram Bagian Utara dan sejumlah polisi yang mengamankan aksi unjuk rasa.

Shalat berjemaah di depan kantor bupati tersebut diimami oleh Pejabat Bupati Hadi Sulaiman.

Setelah berunjuk rasa di depan kantor bupati, ratusan mahasiswa tersebut menuju ke kantor DPRD untuk berorasi dan menyampaikan tuntutan mereka.

Baca juga: Kami Tidak Mengerti Kenapa Tembakan Gas Air Mata Membabi Buta

Salah satu tuntutan yang mereka minta adalah DPR RI dan Presiden Joko Widodo segera membatalkan UU Cipta Kerja karena dinilai tak memihak pada pekerja dan masyarakat.

Saat dihubungi Kompas.com, Ketua Umum PMII Bula Asrun Warawara mengatakan aksi mereka berlangsung damai. Ia juga menjelaskan pejabat bupati dan DPRD berjanji untuk menindaklanjuti tuntutan mereka.

“Aksi kami tadi itu gabungan OKP, aksinya damai kami juga shalat berjamaah dengan polisi dan penjabat bupati."

Baca juga: Mengenal Apa Itu Gas Air Mata, Efek, dan Cara Mengurangi Dampaknya...

"Tadi kami mendesak agar pemerintah dapat mencabu kembali undang-undang yang telah disahkan itu, dan penjabat bupati dan DPRD berjanji menindaklanjuti tuntutan kami,” kata Asrun Warawara, saat dihubungi dari Ambon, Sabtu.

Hal senada juga diungkapkan Kapolres Seram Bagian Timur, AKBP Andre Sukendar. Ia mengatakan tidak ada lemparan batu dan gas air mata saat aksi unjuk rasa di wilayahnya.

“Demo di sini berjalan lancar dan damai, tidak ada lemparan batu dan tembakan gas air mata tidak ada bentrokan,” kata Andre kepada Kompas.com melalui WhatsApp.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Rahmat Rahman Patty | Editor: Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com