Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Mahasiswa Ancam Bantai Polisi | Oknum Brimob Diduga Aniaya Sesama Pasien Covid-19

Kompas.com - 11/10/2020, 06:48 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Setelah melakukan serangkain penyelidikan dan penyidikan, aparat kepolisian (Polda) Bengkulu berhasil menangkap dua mahasiswa yang videonya viral akan membantai polisi dengan menggunakan samurai.

Kedua mahasiswa itu berinisial MS dan DN.

Kepada polisi, keduanya mengaku aksi yang dilakukan itu hanyalah iseng. Atas perbuatannya, mereka mengaku menyesal dan meminta maaf.

Sementara itu, seorang oknum Brimob yang sedang menjalani karantina di wisma BKPSDM Pemprov Kepulauan Bangka Belitung, memukul sesasama pasien Covid-19.

Korbannya ialah seorang pemuda berusia 18 tahun berinisial RFS.

Akibatnya, korban mengalami memar pada wajah dan hidung.

Pemukulan itu terjadi diduga oknum Brimob tersebut tersinggung dengan korban.

Atas insiden tersebut RFS kemudian diungsikan ke karantina asrama haji.

Berikut populer nusantara selengkapnya:

1. Mahasiswa ancam bantai polisi

ilustrasi polisiPolsek Madat ilustrasi polisi

Setelah ditangkap polisi, MS dan DN, dua mahasiswa di Bengkulu yang videonya viral akan bantai polisi dengan menggunakan samurai, meminta maaf.

Kepada polisi, keduanya mengaku aksi yang dilakukan itu hanya iseng. Atas perbuatannya, mereka mengaku menyesal.

"Kami minta maaf, karena telah mengatakan akan membantai polisi, dan kami berdua pun tidak akan menyangka hal ini akan berujung di kantor polisi” kata mahasiswa tersebut.

Sementara itu, Direskrimun Polda Bengkulu Kombes Pol Tedy Suhendyawan Syarif mengatakan, keduanya diamankan karena diduga telah melanggar Undang-undang ITE dan dan kepemilikan senjata tajam.

Mereka diamankan setelah mengunggah video mengancam akan membantai polisi sebelum demo penolakan Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja di Bengkulu beberapa hari lalu.

"Ms dan DN kami amankan saat sedang berada di indekost milik keduanya. Dan keduanya pun diamankan karena diduga telah melanggar Undang-Undang ITE dan sajam karena telah mengunggah video akan membantai polisi saat demo di depan gedung DPRD dilakukannya," ujar Tedy, dalam rilisnya pada sejumlah media di Bengkulu, Jumat (9/10/2020).

Saat ini, pihaknya masih melakukan pemeriksaan secara intensif terhadap keduanya.

Baca juga: Kami Minta Maaf karena Telah Mengatakan Akan Membantai Polisi

 

2. Oknum Brimo diduga aniaya sesama pasien Covid-19

Ilustrasi penganiayaanKompas.com/ERICSSEN Ilustrasi penganiayaan

Juru Bicara Satgas Covid-19 Kepulauan Bangka Belitung Andi Budi Prayitno mengatakan, pemukulan diduga berawal dari percakapan di grup WhatsApp pasien karantina pada Jumat (9/10/2020) sekitar pukul 17.00 WIB.

Masih dikatakan Andi, pesan yang disampaikan korban berupa emoticon pada grup yang juga diikuti tenaga medis.

"Diduga pelaku tersinggung sehingga terjadi pemukulan," kata Andi Budi, di Pangkalpinang, Sabtu (10/10/2020).

Kemudian, pelaku yang tak terima lansung mendatangi korban hingga terjadi insiden tersebut.  Selain pelaku, beberapa rekannya juga ikut di lokasi kejadian.

Akibatnya, korban mengalami memar pada wajah dan hidung.

Atas insiden tersebut RFS kemudian diungsikan ke karantina asrama haji.

"Kami ingin ada pernyataan sikap atau sanksi karena ini secara kelembagaan semua pasien harus ada ketenangan. Permintaan maaf juga pada pengelola wisma karena keributan ini," ujar Andi.

Baca juga: Oknum Anggota Brimob Diduga Pukul Pasien Sesama Covid-19

 

3. Anak 9 tahun dibacok dan dibawa kabur setelah bela ibunya yang hendak diperkosa

Ilustrasi pencabulan.Kompas.com/ Ericssen Ilustrasi pencabulan.

Seorang anak di Kabupaten Aceh Timur, berinisial R (9) warga Kecamatan Bireuem Bayeum, dibacok oleh pria yang belum diketahui identitasnya, Sabtu (10/10/2020). Usai dibacok, korban kemudian dibawa pelaku.

Polisi menduga, pelaku merupakan warga desa setempat.

Kasat Reskrim Polres Langsa Iptu Arief Sukmono mengatakan, kejadian berawal saat pelaku masuk ke gubuk di pedalaman Aceh Timur untuk memerkosa ibu korban berinisial D (28).

Saat hendak diperkosa, D melawan bahkan sempat terjadi perkelahian dengan pelaku.

Pelaku kemudian membacok tangan D. Saat peristiwa itu terjadi, korban terbangun dan membantu ibunya, lalu pelaku membacok korban di depan mata ibunya.

Saat kejadian, suami korban sedang mencari ikan di sungai.

“Setelah membacok korban, pelaku langsung lari. Bahkan membawa anak korban,” katanya.

Baca juga: Bela Ibu yang Diperkosa, Anak 9 Tahun Dibacok dan Dibawa Kabur Pelaku

 

4. Positif Covid-19, juru masak ini malah beranhkat piknik ke Bali

Ilustrasi corona virus (Covid-19)shutterstock Ilustrasi corona virus (Covid-19)

Usai dinyatakan positif Covid-19, S (50), warga Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah ini, bukannya melakukan isolasi mandiri di rumah, ia malah pergi piknik ke Bali.

S, perempuan yang bekerja sebagai juru masak itu, diketahui terpapar Covid-19 sejak awal Oktober.

Dia diminta melakukan isolasi mandiri karena tidak merasakan gejala sakit. Namun, S malah memutuskan ikut piknik ke Bali bersama rombongan warga.

Dalam kegiatan piknik itu, ada 40 orang warga kampung yang juga turut serta. Mereka menggunakan kendaraan bus menuju Bali.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara Mundrikatun mengatakan, rombongan berangkat tanggal 2 Oktober dan pulang pada 6 Oktober 2020.

Satgas Covid-19 Jepara langsung bertindak setelah tahu S ikut piknik ke Bali.

"S dipulangkan lebih awal dan dibawa ke Puskesmas Bangsri II," kata Mundrikatun saat dihubungi Kompas.com melalui ponsel, Jumat (9/10/2020).

Baca juga: Diminta Isolasi Mandiri, Juru Masak Positif Covid-19 Malah Berangkat Piknik ke Bali, Ini Akibatnya

 

5. Video viral emak-emak terobos barikade polisi saat demo

Tangkapan layar video emak-emak saat membawa puluhan bebek menerobos barikade polisi di Jalan Teuku Umar, Samarinda, Kaltim, Kamis (8/10/2020). Istimewa Tangkapan layar video emak-emak saat membawa puluhan bebek menerobos barikade polisi di Jalan Teuku Umar, Samarinda, Kaltim, Kamis (8/10/2020).

Sebuah potongan video yang memperlihatkan seorang emak-emak membawa puluhan bebek menerobos barikade polisi saat menjaga demo penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja viral di mesia sosial.

Diketahui, peristiwa itu terjadi di Jalan Teuku Umar, Samarinda, Kalimantan Timur, tepatnya di depan Kantor DPRD Kaltim, Kamis (8/10/2020).

Kondisi pun memanas karena polisi berusaha membubarkan massa aksi dengan gas air mata. Sementara dari arah demonstran, balasan lemparan batu mengarah ke polisi.

Kasat Binmas Polresta Samarinda Kompol Nono Rusmana mengatakan, saat kondisi mencekam tiba-tiba muncul seorang perempuan naik motor membawa puluhan bebek.

Emak-emak tersebut dari arah Jalan Tengkawang memutar menuju Jalan Teuku Umar. Ia lalu menerobos barisan mahasiswa.

Para demonstran pun membuka jalan agar emak-emak itu bisa melintas.

“Ya, namanya emak-emak. Kalau lain enggak bisa lewat. Dia tembus mahasiswa, mana bisa kita tahan,” ungkap Nono yang memimpin tim barikade saat dihubungi Kompas.com, Jumat (9/10/2020).

Baca juga: Demo Memanas, Emak-emak Naik Motor Bawa Bebek Terobos Barikade, Polisi: Mana Bisa Kita Tahan

 

Sumber: KOMPAS.com (Penulis: Heru Dahnur, Masriadi, Editor: Candra Setia Budi, Robertus Belarminus, Khairina, Phytag Kurniati, Rachmawati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com