Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Kematian Gajah Yanti di Taman Rimba Jambi, Sulit Makan hingga 2 Dugaan Penyebabnya

Kompas.com - 10/10/2020, 23:05 WIB
Jaka Hendra Baittri,
Khairina

Tim Redaksi

JAMBI, KOMPAS.com - Gajah Yanti yang berusia sekitar 38 tahun dan berat 2,8 ton di Taman Rimba mati.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi Rahmad Saleh menjelaskan kronologinya, dimulai dari empat hari sebelum kematian Yanti.

Dia mengatakan pada hari Senin (5/10/2020) gajah tersebut digembalakan di sekitar areal kebun binatang. Tepatnya di areal entertainment.
Baca juga: 2 Hari Tak Bisa Makan, Gajah Taman Rimba Jambi Diduga Mati karena Racun

Petugas kebun binatang menggembalakan Yanti dan Gajah Jantan bernama Alfa biasanya setiap Senin sampai hari Jumat.

Sore harinya dikembalikan ke kandang dan tidak memperlihatkan gejala mencurigakan.

Gejala aneh baru kelihatan pada Selasa (6/10/2020) sekira pukul 12.30 WIB.

“Mahout mengamati ada gejala tidak biasa. Gajah tidak mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Mahout langsung berkordinasi dengan tim medis,” kata Rahmad saat ditemui di Taman Rimba Jambi, pada Jumat (9/10/2020).

“Dari pengamatan tim medis ada pembengkakan di pangkal belalai,” ungkapnya.
Baca juga: Polisi Ungkap Penjualan Gading Gajah di Lampung

Hingga Rabu (7/10/2020) kondisi Yanti semakin menurun. Hewan itu hanya terbaring dan tidak mampu menggerakkan kakinya.

Yanti sempat diberikan terapi cairan seperti infus dan obat-obatan. Selain itu makanannya juga diblender melalui selang.

Hari Rabu itu juga dokter melakukan dua kali pemeriksaan darah. Pertama hasilnya hemoglobin rendah dan kedua keratin kinase tinggi.

Selanjutnya, Kamis (8/10/2020) Yanti tidak mampu lagi menelan makanan, giginya mulai merapat dan terjadi logjaw atay rahang kaku dan kesadarannya melemah.

Gajah Yanti mengalami dehidrasi akut dan ditangani dengan tindakan memasukkan cairan melalui anus sebanyak 19 liter. Namun, pukul 10.15 WIB, gajah Yanti tidak dapat tertolong lagi.

Wisnu Wardana dari Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) mengatakan dari pemeriksaan sementara ada dua dugaan penyebab kematian Yanti. Pertama karena tetanus dan kedua keracunan.

"Beberapa bulan yang lalu Yanti pernah luka kakinya. Sudah sembuh, tapi sifat bakterinya masih tinggal di tubuh dan menyebabkan kerusakan otak," katanya terkait dugaan sementara

Kedua, disebabkan racun kimia.

"Dari nekropsi akan dibuktikan dari spesimen organ seluruh tubuhnya dan isi lambung," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com