Setelah Yanti tak dapat diselamatkan, tim medis langsung melakukan otopsi atau nekropsi dengan cara dimutilasi. Lantas ditemukan beberapa kelainan.
“Terjadi pendarahan pada otot jantung. Kemudian pembengkakan pada hati, ginjal, pembesaran pada limpa, paru-paru sedikit. Tapi (pembengkakan) jantung yang begitu terlihat,” kata dia.
“Kesimpulan kami Yanti mati karena racun,” tambah Wisnu.
Dugaan pertama asal keracunan adalah tetanus yang sifatnya bakterinya anaerob dan masuk ke luka kecil.
Dugaan ini muncul berdasarkan apa yang terjadi pada yanti beberapa bulan sebelumnya.
“Beberapa bulan yang lalu pernah sakit luka kainya. Luka kakinya diobati dan sembuh, tapi sifat dari bakteri ini tetap tinggal dalam tubuh,” ujar dia.
Baca juga: Terungkap, Gajah Sumatera Ditembak dengan Senjata Laras Panjang
Wisnu mengatakan, kuman ini jenisnya anaerob yang menghasilkan toksin. Toksin ini kemudian menyebabkan kerusakan otak.
Penyebab kedua disebabkan racun kimia.
"Dari nekropsi akan dibuktikan dari spesimen organ seluruh tubuhnya dan isi lambung," kata dia.
“Itulah dugaan kami sementara, kemungkinannya adalah oleh racun dan toksin,” ungkap Wisnu.
Diketahui pula pada Agustus 2020 lalu Yanti sempat mengeluarkan busa dari mulutnya.
Wisnu mengatakan yanti saat itu mengalami dehidrasi. Pengaruhnya bisa karena cuaca yang sangat panas dan makanan.