KOMPAS.com - Anggota DPR RI Dedi Mulyadi mengomentari kasus video Najwa Shihab mewawancarai kursi kosong.
Adapun video bertajuk "Mata Najwa Menanti Terawan" itu sempat membuat Ketua Umum Relawan Jokowi Bersatu Silvia Dewi Soembarto melaporkan Najwa ke Polda Metro Jaya.
Menurut Silvia, wawancara Najwa dengan kursi kosong dianggap merendahkan Presiden Joko Widodo melalui orang yang membantunya.
Namun, laporan tersebut ditolak lantaran dianggap menjadi ranah Dewan Pers.
Dewan Pers menegaskan, tak ada pelanggaran kode etik jurnalistik dalam video tersebut.
Baca juga: Sindir Kasus Najwa Shihab, Dedi Mulyadi Dialog dengan Kursi Kosong, Videonya Viral
Sebab, menurut dia, tak ada sesuatu dari video tersebut yang harus diperkarakan secara serius.
"Apakah setiap orang yang yang ngomong sendiri harus dilaporkan? Kalau begitu, orang gila pun yang biasa ngomong sendiri harus dilaporkan?" tanya Dedi.
"Jangan buang-buang waktu dan energi untuk melaporkan masalah itu ke polisi," tutur dia.
Baca juga: Soal Video Kursi Kosong Menkes Terawan, Dewan Pers Tegaskan Najwa Shihab Tak Langgar Kode Etik
Dedi Mulyadi bahkan membuat video sindiran terkait buntut kasus video "Menanti Terawan".
Dalam video viral yang dibuatnya, Dedi juga berdialog dengan kursi kosong.
"Aku sangat membutuhkanmu saat ini. Aku ingin kehadiranmu saat ini. Banyak hal yang ingin aku bicarakan dengan kamu. Rupanya kamu sudah tak pedulikan aku di sini. Kamu biarkan aku di sini tanpa kepastian...," kata Dedi dalam penggalan video.
Dedi mengatakan, hal semacam itu disebut monolog dalam dunia seni.
"Dialog imajiner, bicara dalam ruang kosong. Ruang kebebasan berekspresi yang bisa dilakukan siapa pun karena ini bagian dari tata kehidupan," kata Dedi.
"Di mana seni adalah ruang-ruang untuk buat kita ekspresikan seluruh hati kita, bisa membuat menangis, tertawa, dan bisa membuat orang jadi marah. itulah seni," lanjut Dedi dalam video itu.
Baca juga: Soal Pelaporan Najwa Shihab, Dewan Pers: Lebih Tepat ke Komisi Penyiaran Indonesia
Sebab, yang dilakukan Najwa dinilai bagian dari sebuah seni.
"Video ini ingatkan semuanya bahwa ada ruang kebebasan berekspresi yang harus saling dihormati," kata mantan Bupati Purwakarta itu.
Sumber: Kompas.com (Editor: Farid Assifa)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.