Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Depresi Naik akibat Pandemi Covid-19, RSUD Banyumas Buka Konsultasi Online

Kompas.com - 09/10/2020, 16:49 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANYUMAS, KOMPAS.com - Pandemi virus corona (Covid-19) yang telah terjadi selama beberapa bulan terakhir mengakibatkan kasus depresi di masyarakat meningkat.

Kepala Instalasi Pelayanan Kesehatan Jiwa RSUD Banyumas dr Hilma Paramita Sp KJ mengungkapkan, berdasarkan data Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia (PDKJI) sebanyak 57,6 persen pasien yang melakukan swaperiksa terindikasi mengalami gejala depresi.

"Pandemi Covid-19 ini telah membuat perubahan semua aspek kehidupan masyarakat," kata Hilma pada peringatan Hari Kesehatan Jiwa se-Dunia yang jatuh pada 10 Oktober di RSUD Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (9/10/3020).

Baca juga: Depresi, Motif Peneror Video Call Cabul ke Belasan Mahasiswi UIN Makassar

Menurut Hilma terdapat beberapa faktor yang menyebabkan stres psikologi, antara lain pembatasan aktivitas masyarakat, masalah ekonomi, ketidakpastian kapan pandemi berakhir, kecemasan kondisi masa depan dan pemberitaan yang mengerikan.

Untuk itu, kata Hilma, RSUD Banyumas membuka layanan konsultasi dan pelayanan masalah-masalah kesehatan jiwa akibat pandemi Covid-19 yang dapat diakses secara online.

"Ada beberapa media sosial yang bisa diakses untuk konsultasi. Ada Facebook, Instagram dan Youtube, nama akunnya RSUD Banyumas. Atau melalui aplikasi online Regomas, ini aplikasi pendaftaran online dan bisa tanya-tanya juga," ujar Hilma.

Sementara itu, salah satu dokter spesialis kesehatan kejiwaan di Instalasi Pelayanan Kesehatan Jiwa RSUD Banyumas Basiran mengatakan, belum dapat merinci orang di Banyumas yang mengalami gangguan jiwa akibat pandemi Covid-19.

"Saat pandemi, banyak sekali orang mengalami depresi, karena apa? Karena kehilangan sesuatu yang dicintai. Depresi itu ada ringan, sedang dan berat," kata Basiran.

Baca juga: Kronologi WN Jerman Mengamuk di Hotel, Diduga Depresi

Basiran mengatakan, orang yang mengalami depresi tingkat berat menjalani perawatan di rumah sakit, kemudian orang yang mengalami depresi sedang biasanya hanya melakukan konsultasi.

"Kalau yang depresi ringan ini didem (tidak diutarakan), tidak mau periksa, ini yang terjadi di masyarakat secara umum," ujar Basiran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com