"Saat ini padi habis, rumah warga terendam banjir meski sudah surut namun kerugian banyak diderita warga," sebutnya.
Risdianto menyebutkan sejauh ini bantuan yang diterima warga terdampak banjir beras 5 kilogram, mie, obat nyamuk dan lainnya. Namun apaklah ada bantuan dari pemerintah terkait sawah yang rusak dirinya belum mendapatkan kabar.
"Saya tidak tahu apakah ada bantuan dari pemerintah terkait sawah yang rusak," ujarnya.
Sementara itu Iksan menyebutkan, sejauh ini dirinya belum mendapatkan bantuan dari pemerintah atas musibah banjir yang menimpanya.
Kepala BPBD Kabupaten Seluma, Arben belum dapat dimintai keterangan. Kompas.com berusaha menghubunginya via telepon namun belum terhubungkan karena akses dan sinyal yang buruk di daerah itu.
Sementara itu ahli tata ruang Universitas Bengkulu, Khairul Amri menegaskan hal yang harus dilakukan pemerintah adalah dengan tetap menjaga kestabilan hutan dan tata ruang yang ada.
"Jangan sampai terjadi terjadi alih fungsi lahan, juga tetap melakukan penghijauan terutama daerah hulu sungai (up stream) agar tetap stabil. Di sisi lain juga penangulangan sistem persampahan dan sistem drainase perkotaan harus terpadu sehingga titik rawan banjir dapat diatasi karena untuk meng-cover limpasan yang besar harus juga dengan sistem drainase terpadu," jelasnya.
Rata-rata bagian wilayah hulu kawasan banjir itu hutannya sudah rusak akibat perambahan hutan dan dibukanya perkebunan secara besar-besaran sehingga hutan dan tutupan lahan menjadi rusak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.