Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Keracunan Nasi Kuning di Tasikmalaya Bisa Tembus 500 Orang, Bakteri Diduga dari Santan

Kompas.com - 09/10/2020, 12:58 WIB
Irwan Nugraha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, telah memeriksa sampel sisa makanan nasi kuning yang menyebabkan sebanyak 171 korban keracunan massal dan menjalani perawatan medis.

Kuat dugaan keracunan berasal dari bakteri santan yang basi saat dijadikan bumbu masakan nasi kuning dan disajikan ke para undangan acara ulang tahun.

"Sampel masih diperiksa dan menunggu hasilnya. Tapi, biasanya keracunan massal akibat nasi kuning berasal dari bumbu santan yang kedaluarsa atau basi. Tapi, pastinya kita masih menunggu hasil lab sisa makanannya," jelas Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Titie Purwaningsari, kepada wartawan di lokasi kejadian, Jumat (9/10/2020).

Baca juga: Korban Keracunan Nasi Kuning Tasikmalaya Tembus 171 Orang, Termasuk Ibu Hamil dan Balita

Menurut Titie, biasanya bakteri dari santan yang dikonsumsi tubuh manusia akan langsung menurunkan imunitas tubuh, gangguan pencernaan dan dehidrasi tubuh.

Gejala yang dirasakan oleh para korban biasanya sesuai dengan kondisi ketahanan tubuhnya masing-masing.

"Jika kondisi tubuh lemah tentunya efek bakteri akan bergejala berat, seperti pusing, muntah-muntah sampai kejang-kejang. Jika kondisinya kuat, bakterinya akan menyebabkan gejala ringan seperti buang air kecil. Makanya tetap kepada semua pasien penanganannya harus cepat karena semuanya berisiko tinggi," tambah Titie.

Baca juga: Korban Keracunan Nasi Kuning di Tasikmalaya Terus Bertambah, Tenaga Medis Kurang

Bakteri bisa kembali menyerang

Meski demikian, lanjut Titie, bagi para pasien yang sebelumnya telah merasakan pulih, bisa saja terjadi lagi bakteri aktif pada tubuhnya kembali menyerang.

Sehingga, para korban sejak malam tadi ada yang balik lagi dirawat karena gejalanya kambuh seusai merasa sembuh dan diizinkan pulang sebelumnya.

"Biasanya sembuhnya tidak bisa hanya dirawat satu hari. Para korban biasanya akan pulih kalau sudah dirawat 3 sampai 4 hari oleh tenaga medis," ungkap Titie.

Titie meyakini penyakit akibat keracunan makanan seperti ini bisa diobati dan bisa sembuh.

Namun, jika dibiarkan tanpa perawatan intensif akan membahayakan karena korban biasanya kekurangan cairan tubuh.

"Tapi kalau kondisi sekarang, para korban sudah tergangani perawatan medis dan optimistis akan sembuh semuanya," tandasnya.

 

Korban dari 12 kampung, bisa tembus 500 orang

Korban keracunan massal nasi kuning terus bertambah dan berdatangan ke Puskesmas Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Kamis (8/10/2020).KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA Korban keracunan massal nasi kuning terus bertambah dan berdatangan ke Puskesmas Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Kamis (8/10/2020).
Sebelumnya, Jumlah korban keracunan sesuai menyantap nasi kuning di acara ulang tahun anak seorang pengusaha bordir asal Kelurahan Karikil, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, tembus sampai 171 orang sampai pada Jumat (9/10/2020) pagi.

Sebanyak 19 orang diantaranya bergejala berat sampai dirujuk ke RSUD Soekardjo Tasikmalaya, sedangkan sebanyak 43 orang bergejala sedang dan ringan dirawat di ruang darurat SDN Puspasari samping Puskesmas Mangkubumi, Kota Tasikmalaya.

"Total jumlah korban keracunan yang sudah ditangani oleh tenaga medis sebanyak 171 orang sampai pukul 08.00 WIB hari ini. Diperkirakan akan terus bertambah dan sembuhnya tidak bisa 1 sampai dengan 2 hari. Kita terus bergerak cepat untuk penanganan medisnya karena sangat berisiko," jelas Kepala Puskesmas Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Arif Priyanto, Jumat pagi. 

Baca juga: Hadiri Ultah Anak Pengusaha Bordir, 114 Orang Keracunan Nasi Kuning, 4 Kritis

Pihaknya mendata, para korban berasal dari 12 kampung yang selama ini hadir di acara ulang tahun dan memakan nasi kuning tersebut.

Pihaknya memprediksi jumlah korban bisa sampai 500 orang dengan asumsi dalam 1 orang yang hadir ada 4 anggota keluarga di rumahnya yang ikut makan nasi kuning yang sama.

"Jadi nasi kuning acara itu dibagikan ke para saudaranya dan tetangganya yang tak hadir sebagai bentuk rasa syukur yang punya hajat. Estimasi kami korban bisa mencapai 500 orang dengan pertimbangan dari 1 keluarga ada 5 orang yang makan. Kami prediksi korban akan masih ada tambahan," ungkap Arif.

Baca juga: Kronologi Kasus Warga Keracunan Nasi Kuning di Tasikmalaya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com