Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Keracunan Nasi Kuning Tasikmalaya Tembus 171 Orang, Termasuk Ibu Hamil dan Balita

Kompas.com - 09/10/2020, 10:37 WIB
Irwan Nugraha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Jumlah korban keracunan sesuai menyantap nasi kuning di acara ulang tahun anak seorang pengusaha bordir asal Kelurahan Karikil, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, tembus sampai 171 orang sampai pada Jumat (9/10/2020) pagi.

Sebanyak 19 orang diantaranya bergejala berat sampai dirujuk ke RSUD Soekardjo Tasikmalaya, sedangkan sebanyak 43 orang bergejala sedang dan ringan dirawat di ruang darurat SDN Puspasari samping Puskesmas Mangkubumi, Kota Tasikmalaya.

"Total jumlah korban keracunan yang sudah ditangani oleh tenaga medis sebanyak 171 orang sampai pukul 08.00 WIB hari ini," jelas Kepala Puskesmas Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Arif Priyanto, Jumat pagi.

"Diperkirakan (jumlah korban) akan terus bertambah dan sembuhnya tidak bisa 1 sampai dengan 2 hari. Kita terus bergerak cepat untuk penanganan medisnya karena sangat berisiko," lanjutnya. 

Baca juga: Hadiri Ultah Anak Pengusaha Bordir, 114 Orang Keracunan Nasi Kuning, 4 Kritis

Ibu hamil dan balita harus dirujuk

Arif menambahkan, para pasien yang dirujuk ada ibu hamil, balita, dan berumur dewasa setelah diobservasi selama 24 jam tak berkunjung membaik.

Daripada mengambil risiko yang membahayakan, tim medis langsung mengambil tindakan rujukan ke rumah sakit yang fasilitasnya lebih lengkap.

"Balita dan ibu hamil yang panasnya tidak turun-turun setelah observasi di sini selama 24 jam tak kunjung membaik itu yang langsung dirujuk," tambah Arif.

Baca juga: Korban Keracunan Nasi Kuning di Tasikmalaya Bertambah, Dirawat Darurat di Bangunan SD

Warga 12 kampung jadi korban, bisa tembus 500 pasien

Setelah pendataan, lanjut Arief, para korban berasal dari 12 kampung yang selama ini hadir di acara ulang tahun dan memakan nasi kuning tersebut.

Pihaknya memprediksi jumlah korban bisa sampai 500 orang dengan asumsi dalam 1 orang yang hadir ada 4 anggota keluarga di rumahnya yang ikut makan nasi kuning yang sama.

"Jadi nasi kuning acara itu dibagikan ke para saudaranya dan tetangganya yang tak hadir sebagai bentuk rasa syukur yang punya hajat. Estimasi kami korban bisa mencapai 500 orang dengan pertimbangan dari 1 keluarga ada 5 orang yang makan. Kami prediksi korban akan masih ada tambahan," ungkap Arif.

 

Keracunan diduga dari santannya

Para korban keracuna nasi kuning masih berada di ruang darurat perawatan bangunan SDN Puspasari samping Puskesmas Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Jumat (9/10/2020).KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA Para korban keracuna nasi kuning masih berada di ruang darurat perawatan bangunan SDN Puspasari samping Puskesmas Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Jumat (9/10/2020).
Dalam menangani kasus ini, pihaknya mendapatkan bantuan tenaga medis dari Puskesmas lainnya karena jumlah korban dalam dua hari ini terus bertambah banyak.

Apalagi, sesuai hasil observasi sementara para korban masih terdapat sisa makanan beracun dalam tubuhnya dan perlu perawatan intensif.

"Jadi ini bakterinya masih aktif pada tubuh para korban, sehingga ada yang merasa sehat, tapi kalau tak dirawat akan melemah dan semakin parah tubuhnya," tambahnya.

Sebelumnya, Sebelumnya, jumlah korban keracunan massal akibat memakan nasi kuning acara ulang tahun seorang anak di Kelurahan Karikil, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, sebanyak 114 orang.

Sebagian besar adalah anak-anak dan 4 orang diantaranya kritis karena kejang-kejang langsung dirujuk ke RSUD Soekardjo Kota Tasikmalaya.

"Hasil pendataan di lapangan korban keracunan sementara sebanyak 114 orang, sebanyak 89 korban bergejala sedang, 4 orang bergejala berat dan 21 orang bergejala ringan," jelas Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Titie Purwaningsari, di lokasi kejadian, Kamis (8/10/2020).

Titie menambahkan, pihaknya saat ini telah mengambil sampel makanan berupa sisa nasi kuning dan makanan ringan yang dihidangkan di acara ulang tahun tersebut.

Pihaknya menduga, kasus keracunan massal seperti ini diakibatkan adanya salah satu makanan yang terkontaminasi bakteri.

"Kejadian seperti ini bisa terjadi di mana saja. Mungkin makanannya ada yang terkontaminasi bakteri. Diduga ini dari nasi kuning yang biasanya dari santannya. Soalnya, kalau lalapan kan bisa terlihat segar dan layu secara kasat mata," tambah Titie. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com