KOMPAS.com- Mengajar di desa terpencil bukanlah hal yang mudah.
Lebih-lebih di sebuah tempat yang dikenal sebagai desa tanpa daratan.
Itulah yang dialami oleh seorang tenaga pendidik, Hery Cahyadi.
Sempat hampir menyerah, Hery saat ini berhasil melalui jalan berliku dan jatuh cinta dengan pekerjaannya.
Bahkan kini ia diangkat menjadi Plt Kepala SDN 011 Muara Wis, Desa Muara Enggelam.
Baca juga: Kisah Guru yang Mengajar di Desa Tanpa Daratan, Pernah 9 Bulan Tak Digaji
Desa yang terletak di Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur ini memang kerap disebut sebagai desa tanpa daratan.
Letaknya berada di pesisir Danau Melintang.
Seperti sebutannya, desa ini memang benar-benar tak punya daratan.
Rumah-rumah warga kebanyakan berbentuk rumah panggung dan dibangun di atas danau.
Untuk segala aktivitas, masyarakat menggunakan alat transportasi berupa perahu kecil.
Bahkan kegiatan seperti berolahraga pun dilakukan di gedung yang berdiri di atas danau.
Kondisi ini membuat Hery sempat merasa tak tahan.
"Saya awal ke sini tidak betah, tidak ada daratan. Mau ke sana kemari naik perahu. Satu tahun belum tentu lihat daratan. Hidup di atas air," kata dia, Rabu (6/10/2020).
Baca juga: Kisah Guru Honorer di Daerah Terpencil, Jalan 10 Km Lewat Jembatan Bambu Demi Mengajar