Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLN Mengaku Rugi Miliaran Rupiah Tiap Tahun gara-gara Benang Layangan

Kompas.com - 08/10/2020, 13:40 WIB
Ari Maulana Karang,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com – Gara-gara merugi hingga miliaran rupiah tiap tahun akibat ulah pemain layangan yang menggunakan benang kawat, PT PLN Unit Transmisi Jawa Bagian Tengah, membentuk tim khusus yang dinamai Tim Saberlakat (Sapu Bersih Layangan Berkawat). Deklarasi tim ini, dilakukan di Kelurahan Sukajaya Kecamatan Tarogong Kidul.

“Kerugian kami itu, kalau dikalkulasikan cukup besar, angkanya miliaran sekali gangguan,” jelas Sumaryadi, General Manager Unit Transmisi Jawa Bagian Tengah PT PLN, Rabu (7/10/2020), usai acara deklarasi tim Saberlakat bersama Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum dan Wakil Bupati Garut Helmi Budiman, di Kelurahan Sukaya, Kecamatan Tarogong Kidul.

Baca juga: 600 Kali Gangguan Listrik karena Layangan, 9,7 Juta Pelanggan PLN Terdampak Pemadaman

Kerugian ini, menurut Sumaryadi terjadi karena saat gangguan terjadi, pembangkit listrik berhenti, dan untuk bisa memulai kembali, mereka butuh energi, namun energinya tidak bisa dijual.

Selain itu, kerugian juga terjadi karena ada energi yang tidak bisa tersalur ke masyarakat.

“Belum lagi masyarakat menstigma PLN tidak melayani dengan baik, itu yang berat,” katanya kepada wartawan.

Baca juga: Layangan Picu Pemadaman Listrik Belasan Kali di Bangka Belitung

Menurut Sumaryadi, kasus gangguan jaringan listrik akibat layangan dengan benang kawat, paling banyak terjadi memang di Kabupaten Garut.

Sejak Januari hingga Oktober 2020 ini saja, sudah ada 60 kasus gangguan jaringan listrik akibat layangan dengan benang kawat.

“Itu meningkat 300 persen (dibanding tahun lalu), baru sampai bulan 10 sudah naik,” katanya.

Baca juga: Gara-gara Layangan Putus, Listrik di Karimun Kembali Padam

Edukasi bahaya main layangan

Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum menyambut baik dideklarasikannya tim Saberlakat yang nantinya bisa memberikan pendidikan kepada masyarakat soal bahayanya main layangan pakai benang kawat.

“Karena, tidak menutup kemungkinan karena ketidaktahuan masyarakat, itu berbahaya dan punya efeko domino yang sangat hebat,” jelas Uu.

Menurut Uu, listrik saat ini sangat dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari. Dari mulai kegiatan ekonomi hingga ibadah dan aktivitas sosial lainnya. Jika listrik mati, tak jarang yang disalahkan adalah PLN. Padahal, penyebabnya bukan PLN, namun dari masyarakatnya sendiri.

“Oleh karena itu, saya berharap masyarakat segera hentikan main layangan pakai kawat di dekat jaringan listrik, karena sangat berbahaya,” katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com