KOMPAS.com - Camat Lumbis, Muhammad Effendy di Nunukan, Kalimantan Utara meminta maaf karena telah mengunggah video saat ia menggendong bayi 4 bulan yang terkonfimasi positif.
Bayi tersebut memiliki riwayat perjalanan ke Samarinda pada September 2020 lalu.
Selain menggendong bayi positif corona, di video tersebut, Effendi juga menuding petugas kesehatan menyampaikan kabar hoaks.
Baca juga: Video Viral Camat Gendong Bayi Positif Corona, Tuding Puskesmas Sebar Hoaks
Di video tersebut ia juga meminta agar puskesmas tidak menyebar informasi bohong yang meresahkan masyarakat.
Effendi berdalih mengatakan hal tersebut secara spontan karena melihat kondisi bayi yang sehat.
"Saya sudah minta maaf, saya share di akun FB saya juga, itu terjadi spontan, saya melihat kondisi si bayi sangat sehat, saya gendong gendong dan mengatakan kalimat yang tidak sepantasnya terucap," kata Effendy saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (7/10/2020).
Baca juga: Satu ASN Positif Covid–19 di Nunukan merupakan Pelaku Perjalanan
Ia mengatakan melakukan hal tersebut karena tak ingin warga Lumbis ketakutan. Apalagi ayah di bayi adalah salah satu pedagang di pasar di wilayah Lumbis.
Setelah videonya menggendong bayi viral di media sosial, Effendi mengaku sudah menemui kepala puskesmas setempat untuk meminta maaf.
Ia juga berkomunikasi dengan tenaga medis untuk tindakan penceghan penyebaran Covid-19 di wilayahnya.
Sesuai dengan anjuran tenaga medis, Effendi dan sejumlah orang yang datang melakukan rapid test dan isolasi.
"Saya akan menjalani apa yang disarankan tim medis puskesmas, mungkin saya dan sejumlah orang yang datang berkunjung ke rumah bayi akan rapid test," katanya.
Baca juga: Cerita Cawabup Nunukan yang Positif Covid-19: Tekanan Psikologi Sangat Kuat
"Kami enggak enak juga karena kata-kata di video itu menyudutkan kami pihak puskesmas. Akibatnya, masyarakat enggak percaya dengan kami dan situasi sempat memanas," ujar Edy,
Imbauan dan pemberitahuan akan adanya warga Mansalong yang terpapar Covid -19 dan diunggah Puskesmas Mansalong di Facebook juga ramai dengan komentar masyarakat.
Sebagian besar menyudutkan puskesmas dan memaksa agar pihak puskesmas langsung mengumumkan siapa nama pasien tersebut.
Baca juga: Sempat Hilang di Hutan Krayan, Syamsudin 8 Hari Jalan Kaki dari Malaysia ke Nunukan, Ini Kisahnya