Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Abah Abud yang Jual Mentimun Sambil Pungut Sampah, Merasa Risih Lihat Sampah di Jalan

Kompas.com - 08/10/2020, 08:26 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com - Abah Abud, seorang pria renta di Purwakarta, Jawa Barat, ini memiliki hati mulia. Sambil berjualan mentimun keliling, ia memungut sampah plastik yang ditemuinya di jalan.

Abah mengaku ia tergerak hatinya untuk memungut sampah plastik karena merasa risih. Sampah plasik yang dipungutnya kemudian dibuang ke tempat sampah.

Kebaikan hati Abah Abud ini menarik perhatian anggota DPR Dedi Mulyadi. Kebetulan Dedi bertemu dengan Abah Mulyadi di kawasan Cigarunuk, Purwakarta, Minggu (4/10/2020).

Baca juga: Dedi Mulyadi Minta Kementan Dorong Petani Gunakan Pupuk Organik

Kepada Dedi, Abah Abud mengaku tidak mengharapkan upah ketika memungut sampah plastik di jalanan. Ia hanya tidak nyaman saja ketika melihat sampah plastik di jalanan.

"Ya, tidak enak saja melihat sampah plastik di jalan," kata Abah Abud kepada Dedi dalam kanal video Kang Dedi Mulyadi.

Hingga Kamis (8/10/2020) pukul 07.36, video tentang Abah Abud ini sudah ditonton 69.109.000 dan disukai 5.900.

Dedi pun mengajak Abah Abud untuk belanja sembako ke sebuah warung grosir. Awalnya, Abah Abud menolak karena merasa malu. Namun Dedi tetap membujuknya hingga pria telanjang dada itu bersedia diajak belanja. 

Dikonfirmasi via telepon, Rabu (7/10/2020), Dedi Mulyadi mengatakan, peristiwa itu terjadi pada hari Minggu lalu. Ia mengaku setiap Minggu naik motor keliling kampung dan selalu menemukan peristiwa unik.

"Saya lihat bapak-bapak jam 1 siang yang sedang panas-panasnya dengan telanjang dada lagi mungutin sampah. Dia memang tidak diupah," kata Dedi.

Menurut Dedi, pria yang belakangan diketahui bernama Abah Abud ini memungut sampah plastik karena merasa bertanggung jawab. Dedi menyebut karakter Abah Abud seperti itu sudah mulai langka.

"Dia adalah pendekar pemungut sampah," kata Dedi.

Dedi mengaku ia punya kakak yang sudah meninggal 4 bulan lalu memiliki tradisi seperti Abah Abud. Kakaknya setiap pagi sering memungut sampah.

"Tapu anehnya sikap yang yang didapt malah cibiran. Orang kerap tak menghargai profesi pemungut sampah. Padahal profesi itu sangat mulia," kata Dedi.

Menurutnya, sampah merupakan salah satu problem lingkungan saat ini. Banyak orang yang membuang sampah tapi yang memungut hanya sedikit.

"Beruntungnya ada tukang kindow (tukang rongsok). Artinya sampah-sampah yang berbahaya ada yang mengamankan," kata Dedi.

Baca juga: Dedi Mulyadi: Ide dan Gagasan Pak Jakob Harus Tetap Hidup Sepanjang Zaman

Namun, kata Dedi, saat ini sampah para tukang rongsok itu ini kurang mendapat pasar karena dihantam impor sampah.

"Walau mereka tak sebut itu sampah, tetapi bahan baku. Namun kenyataannya ya sampah juga," sindir Dedi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com