Kegiatan belajar tatap muka akan dievaluasi setiap dua minggu dan disesuaikan dengan zona risiko di setiap kabupaten atau kota.
Kepala Dinas Kesehatan NTB, Nurhandini Eka Dewi mengingatkan penyelenggara sekolah memperhatikan peta yang ada di setiap rilis gugus tugas.
Warna pada peta penyebaran Covid-19 provinsi NTB yang terpampang, menunjukkan risiko di masing-masing daerah.
"Jadi warna ini tidak hanya asal dibuat tetapi dihitung berdasarkan 14 indikator yang ditetapkan oleh gugus tugas nasional," kata dr Eka dalam rilis yang diterima, Senin (5/10/2020).
Eka mengingatkan, aktivitas belajar tatap muka harus tetap memiliki izin orangtua siswa.
Baca juga: Seorang Warga Positif Covid-19, Sejumlah Sekolah di Manggarai Timur Ditutup
"Beberapa orang tua yang anak-anaknya mempunyai penyakit tertentu telah mulai berkonsultasi dengan dokter, menanyakan apakah berisiko atau tidak jika anak-anak mereka melakukan pembelajaran tatap muka saat ini," kata Eka.
Menurutnya, ada beberapa penyakit yang menyebabkan menurunnya imunitas terhadap anak dan menjadikan anak berisiko tinggi terhadap Covid-19.
Di antaranya, asma, TBC, penyakit ginjal, dan beberapa penyakit bawaan seperti kelainan jantung, serta gizi buruk.
"Karena itu, apabila putri bapak ibu mempunyai penyakit komorbid perlu dipertimbangkan kedatangan putra-putri bapak ibu ke sekolah untuk pembelajaran tatap muka, walau secara aturan di zona risiko rendah pembelajaran tatap muka dibenarkan. Kita tidak ingin menambah risiko pada putra putri bapak ibu yang memang sudah mempunyai penyakit yang sudah diderita sebelum era pandemi Covid-19 ini," Kata dr Eka.
Eka juga mengingatkan guru dan kepala sekolah untuk mengawasi anak-anak agar tidak bergerombol. Termasuk juga memakai masker dengan benar.
"Biasakan di dalam pembelajaran masker tidak dibuka, baik bila guru menerangkan atau bila murid bertanya. Jadi masker tetap digunakan baik di dalam kelas dan di halaman sekolah saat pembelajaran telah selesai. Semua ini bertujuan untuk memutus mata rantai penularan," terang Eka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.