Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BKSDA Kalbar dan IARI Translokasi Orangutan ke Hutan Rawa Gambut Ketapang

Kompas.com - 07/10/2020, 15:39 WIB
Hendra Cipta,
Dony Aprian

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.com - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat (Kalbar) dan Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi (IAR) Indonesia kembali melakukan translokasi satu individu orangutan jantan dewasa.

Orangutan jantan dewasa yang diberi nama Jhon ini dilaporkan sedang mencari makan di kebun milik warga di Desa Tempurukan, Kecamatan Delta Pawan, Kabupaten Ketapang, Kalbar, Selasa Selasa (29/9/2020) silam.

Kepala Program IAR Indonesia, Argitoe Ranting menduga, orangutan yang berasal dari Hutan Sentap Kancang ini masuk ke kebun warga karena sebagian habitatnya sudah hancur akibat kebakaran hutan dan lahan 2019 silam.

“Berdasarkan hasil verifikasi dan pemantauan udara, jarak antara kebun warga dengan blok Hutan Sentap Kancang lebih 4 kilometer. Ini artinya orangutan tidak bisa digiring kembali masuk ke dalam hutan karena jarak yang terlalu jauh,” kata Argitoe melalui keterangan tertulisnya, Senin (5/10/2020).

Baca juga: Bayi Orangutan yang Dirantai Warga di Rumah Walet Alami Cedera Kaki

Menimbang kondisi ini dan mengingat potensi konflik manusia dengan orangutan yang mungkin dapat terjadi, tim IAR Indonesia dan BKSDA Kalbar memutuskan untuk mentranslokasi orangutan yang diperkirakan seberat 50 kilogram ini ke lokasi yang lebih baik.

“Akhirnya, wilayah Sungai Benibis yang masih masuk ke dalam kawasan Hutan Sentap Kancang dipilih menjadi rumah baru bagi Jhon," ujarnya

Menurut Argitoe, selain karena masih dalam lanskap yang sama, wilayah yang berupa hutan rawa gambut ini cukup jauh dari perkebunan dan perkampungan warga sehingga potensi konflik dapat diminimalisir.

“Hasil survei di hutan gambut ini juga menunjukan adanya jumlah yang jenis pakan yang cukup berlimpah bagi orangutan,” terang Argitoe.

Translokasi orangutan yang diperkirakan berusia sekitar 15-20 tahun ini berjalan lancar.

Setelah melewati serangkaian pemeriksaan medis, dokter hewan IAR Indonesia yang memeriksa menyatakan Jhon dalam kondisi baik, tidak ditemukan adanya kelainan atau bekas luka atau luka terbuka di badannya.

“Karena kondisi orangutan ini sehat dan tidak memerlukan perawatan lebih lanjut, maka kami langsung mentranslokasikan orangutan ini ke Hutan Sentap Kancang,” jelas Argitoe.

Baca juga: Polisi Evakuasi Bayi Orangutan yang Dipelihara Warga di Mempawah

Meski demikian, lanjut Argitoe, translokasi semacam ini hanyalah solusi sementara.

Translokasi, kata dia, tidak bisa mengurai akar permasalahan sebenarnya.

Permasalahan sebenarnya terletak pada alih fungsi dan kerusakan hutan.

Menurut dia, konflik manusia-orangutan akan terus terjadi selama masih adanya alih fungsi dan kerusakan hutan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com