Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Tolak UU Cipta Kerja di Samarinda, Mahasiswa Duduki Pusat Kota

Kompas.com - 07/10/2020, 15:07 WIB
Zakarias Demon Daton,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com - Buruh dan mahasiswa dari delapan perguruan tinggi di Samarinda dan Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, demo menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja, Rabu (7/10/2020).

Aksi ini merupakan lanjutan dari aksi yang dilakukan sehari sebelumnya. Jumlah massa juga bertambah dari delapan kampus yakni Universitas Mulawarman, Universitas Widyagama, Universitas 17 Agustus 1945, Universitas Muhammadiah Kalimantan Timur, Universitas Kutai Kertanegara, Poli Teknik Pertanian Samarinda, Institut Agama Islam Negeri Samarinda dan Poli Teknik Negeri Samarinda.

Turut bergabung sejumlah serikat buruh. Ratusan mahasiswa dan buruh ini menduduki simpang empat Lembuswana yang berada di pusat Kota Samarinda.

Baca juga: Demonstran Berselisih Paham, Unjuk Rasa Tolak UU Cipta Kerja di DPRD Sulbar Ricuh

Akibatnya empat sisi jalan ditutup yakni Jalan Dr Soetomo, Jalan M Yamin, Jalan Mayjen S Parman dan Jalan Letjen Soeprapto.

Polisi mengarahkan lalu lintas pengendara dari empat jalur tersebut ke jalan alternatif lain.

Sejumlah petugas polisi tampak berjaga di sejumlah titik disekitar simpang empat Lembuswana.

Selain melakukan orasi politik, para mahasiswa juga membakar ban dan membawa sejumlah spanduk dan poster bertuliskan penolakan terhadap UU Cipta Kerja yang baru saja disahkan DPR RI, Senin (5/10/2020).

Baca juga: Demo Tolak Omnibus Law di Makassar Berlangsung hingga Malam, Mahasiswa Tutup Jalan

Humas Aksi, Andi Muhammad Akbar, menuturkan aksi massa ini sebagai bentuk penolakan terhadap UU Cipta Kerja.

"Tuntutan kami mendorong pencabutan UU tersebut. Kami harap dievaluasi kembali," ungkap Muh Akbar di sela aksi kepada Kompas.com, Rabu.

UU Cipta Kerja bagi buruh, kata Akbar sangat merugikan hak-hak buruh seperti diperluasnya penerapan sistem kerja outsorcing, penghapusan upah minimum kota (UMK) dan beberapa poin lainnya yang dianggap merugikan hak buruh.

Aksi penolakan ini, lanjut Akbar terus dikampanyekan di seluruh wilayah di Kaltim untuk membuat gejolak-gejolak dari daerah sebagai bentuk penolakan.

"Saat bersama di Kota Balikpapan, di Kutai Kertanegara juga ada penolakan. Kita dorong agar Kaltim memberi sikap penolakan," tegas dia.

Baca juga: Demo Buruh Dibungkam Polisi dengan Alasan Pandemi, Pilkada Jalan Terus

Akbar menyebut massa aksi akan bertahan hingga malam hari.

Hingga berita ini diturunkan mahasiswa dan buruh masih menduduki simpang empat Lembuswana, Samarinda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com