BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan pasien tanpa gejala yang berasal dari klaster keluarga akan diisolasi ke pusat isolasi nonrumahsakit, seperti gedung negara atau hotel.
Hal itu dilakukan karena potensi penularan dari klaster keluarga tergolong tinggi apabila melakukan karantina mandiri di rumah.
"Kita akan memindahkan yang karantina tanpa gejala di rumah untuk dikarantina di gedung negara atau yang disewa seperti hotel dan wisma-wisma," kata Emil, sapaan akrabnya, dalam rilis yang diterima wartawan, Rabu (7/10/2020).
Baca juga: Ridwan Kamil Sarankan UU Cipta Kerja Diterima Dulu, lalu Dievaluasi
Untuk area Bodebek, Emil melaporkan, rata-rata tingkat keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 sudah mencapai 70 persen. Angka tersebut melebihi standar keterisian rumah sakit Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni di bawah 60 persen.
Oleh karena itu, Emil menginstruksikan rumah sakit rujukan Covid-19 di Bodebek untuk meningkatkan kapasitas ruang perawatan pasien Covid-19.
"Tadi kita instruksikan semua rumah sakit di Bodebek tolong menyumbang lagi lantai-lantai perawatannya," ucapnya.
Baca juga: Rekor Tetinggi Kasus Covid-19 di Kabupaten Bogor, Ada 58 Klaster Keluarga dan 11 Klaster Kantor
Selasa (6/7/2020) kemarin, Emil sempat menggelar pertemuan secara daring dengan lima kepala daerah di wilayah Bodebek (Bogor-Depok-Bekasi) di Kantor Wali Kota Depok, Kota Depok. Pertemuan tersebut dilakukan untuk menyamakan gerak wilayah Bodebek dalam mengendalikan Covid-19.
"Ini minggu kedua saya bertugas rutin di Depok. Di pertemuan tadi, saya melakukan koordinasi dengan para kepala daerah Bodebek untuk memastikan kesamaan gerak (dalam kendalikan Covid-19)," kata Emil.
Baca juga: Cegah Klaster Pesantren Meluas, Wagub Jabar Minta Doa Para Ulama
Ada beberapa hal yang disepakati dalam pertemuan tersebut.
Pertama, fokus menangani klaster keluarga. Ia melaporkan, terdapat 200 Kepala Keluarga (KK) yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Bogor. Rata-rata ada tiga anggota keluarga positif Covid-19 dalam satu KK. Situasi yang sama terjadi pula di Kota Bekasi.
"Kita menyepakati di Bodebek ini klaster keluarga sedang tinggi, karena itu kita harus fokus (menangani klaster keluarga). Jadi, kalau di Kota Bogor misalnya, apakah klaster kantor yang kantornya memang di Kota Bogor atau Jakarta. Itu sedang kita teliti," tutur Emil.
Baca juga: Sejumlah Hotel di Jabar Menolak Jadi Tempat Isolasi, Ini Alasannya