KOMPAS.com - Natalia Dessy Wulaningrum (36) kesal karena ia terancam mutasi ke pedalaman gara-gara suaminya tak kembalikan mobil dinas jenis Hilux.
Dessy adalah guru honorer yang sudah mengabdi di SMPN Terpadu Bintuni selama 12 tahun.
Sementara suaminya, Robert Parantean adalah ASN di Pemkab Teluk Bintuni.
Robert sebelumnya menjabat sebagai Kasubag Perencanaan di Dikbudpora Bintuni dan menggunakan kendaraan dinas jenis double cabin dengan nomor polisi DS 52 TB.
Baca juga: Suami Tak Kembalikan Mobil Dinas, Guru Honorer Terancam Dimutasi ke Pedalaman
Kini Robert sudah pindah ke Dinas Perpustkaan dan Kearsipan Daerah. Walaupun sudah pindah, mobil dinas yang sebelumnya dibawa Robett masih belum dikembalikan.
Jika sang suami tak mengembalikan mobil dinas, Dessy terancam dipindahkan ke SD Negeri Kampung Inovina, Distrik Moskona Timur Jauh, Teluk Bintuni.
Untuk menuju ke Kampung Inovina hanya bisa ditempuh lewat jalur udara atau berjalan kaki selama tiga hari.
Baca juga: Korban Meninggal karena Keracunan Asap Genset di Bintuni Bertambah 1 Orang
Cerita tersebut kemudian ia unggah di akun Facebook pribadinya pada Senin (5/10/2020).
"Saya membaca surat itu dengan saksama, ada nama suami saya di dalam surat itu. Rupanya, bapak Plt Kadisdikbudpora Bintuni, melakukan pemindahan saya karena masalah internal dengan suami saya," kata Dessy dikutip dari unggahannya, Senin.
Ia mempertanyakan kebijakan Dikbudpora tersebut karena menurut Dessy ia selama ini telah bekerja secara profesional.
Baca juga: Perahu yang Angkut 8 Calon Siswa Polri Tenggelam di Teluk Bintuni
Bahkan ia juga mengatakan ada upaya untuk menahan gajinya sebagai guru honorer.
"Saya membaca surat itu dengan saksama, ada nama suami saya di dalam surat itu. Rupanya, bapak Plt Kadisdikbudpora Bintuni, melakukan pemindahan saya karena masalah internal dengan suami saya," kata Dessy dikutip dari unggahannya, Senin (5/10/2020).
"Apa hubungan profesionalitas kerja saya dengan suami saya? Jika saya dimutasi karena hal teknis terkait dunia kependidikan, itu adalah hal yang wajar."
"Namun, jika karena hal yang saya tidak tahu, apakah itu menjadi masuk akal? Bahkan saya mendapat kabar ada upaya penahanan gaji saya sebagai guru honorer," tanyanya.