Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Api Abadi Mrapen yang Kini Padam, Konon Muncul Saat Tongkat Sunan Kalijaga Tertancap di Tanah

Kompas.com - 06/10/2020, 07:02 WIB
Rachmawati

Editor

Namun api abadi tersebut bisa terselamatkan setelah petugas menemukan sumber gas baru dengan kandungan yang lebih melimpah. Sumber gas baru tersebut berjarak sekitar 75 sentimeter dari sumber gas lama.

Menurut pengelola Api Abadi Mrapen, David Diyanto petugas kemudian mengalirkan gas di sumber baru ke sumber gas lama mengguna pipa.

Api abadi yang sempat mengecil kembali menyala sempurna hingga akhirnya padam pada September 2020 lalu.

Baca juga: Api Abadi Mrapen Padam Total, Ini 5 Lokasi Api Abadi Lain di Indonesia

"Jadi awalnya hanya retakan tanah, kemudian direka sedemikian rupa dengan pipa dan sebagainya. Api Abadi Mrapen tercatat tak pernah padam dan terus menyala, hanya saat dirombak, kami matikan untuk keselamatan pekerja," ucap David.

Dari hasil penelitian sementara, penyebab padamnya api diduga karena berkurangnya pasokan gas metana (CH4) yang menjadi bahan bakar api abadi tersebut.

"Apakah retakannya tertutup karena deformasi, apakah pasokan gas habis, dan apakah migrasi gas ke tempat lain karena eksploitasi pembuatan sumur di sekitar? Jadi butuh waktu untuk melakukan kajian," kata Kepala Seksi Energi Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jateng Wilayah Kendeng Selatan, Sinung Sugeng Arianto

Baca juga: Api Abadi Mrapen yang Melegenda Itu Kini Telah Padam...

Dugaan gas habis hingga efek pengeboran sumur

Sementara itu Handoko Teguh Wibowo, ahli geologi yang digandeng ESDM Provinsi Jateng untuk observasi dan mitigasi mengatakan ada beberapa faktor penyebab padamnya Api Abadi Mrapen.

Di antaranya kantos gas alam yang mensuplai api abadi telah habis dan tertutupnya jalan keluar gas alam berupa retakan tanah karena deformasi.

Dugaan terakhir penyebab matinya Api Abadi Mrapen antara laian efek pengeboran sumur yang berjarak sekitar 150 meter dari Api Abadi Mrapen.

Sebagai catatan, pengeboran untuk mencari sumber air yang digagas toko waralaba pada 12 September tersebut justru memicu semburan air bercampur gas setinggi 25 meter.

Baca juga: Tiba-tiba Padam, Bisakah Api Abadi Mrapen Menyala Kembali?

Pengeboran sedalam 30 meter tersebut pun akhirnya dihentikan.

"Bisa diindikasikan dari ketiga penyebab di atas, poin ketiga lah yang paling mendekatisebagai penyebabnya," ujar Handoko saat dihubungi Kompas.com pada Senin (5/10/2020).

Dia menjelaskan gas alam (metana) sumber api di tungku Mrapen mengalami penyusutan suplai karena bermigrasi dan keluar di lubang bor yang berwujud semburan air bercampur gas metana.

Ia menyebut, secara geologi di sekitar Api Abadi Mrapen bersemayam kantong-kantong gas di kedalaman dangkal yang kurang dari 50 meter.

Baca juga: Api Abadi Mrapen Padam, Ini Opsi yang Bisa Dipertimbangkan agar Bisa Kembali Menyala

Sehingga tidak heran jika sumur bor air penduduk banyak yang mengeluarkan gas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com