Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budidaya 1,5 Juta Bibit Sawit Unggul di Riau, Apa Manfaatnya?

Kompas.com - 05/10/2020, 19:53 WIB
Idon Tanjung,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V di Provinsi Riau membudidayakan 1,5 juta bibit kelapa sawit unggul.

Hal ini sebagai salah satu bentuk dukungan nyata perusahaan bagi percepatan program peremajaan sawit rakyat (PSR), serta diversifikasi bisnis perusahaan.

Hal tersebut diungkapkan CEO PTPN V Jatmiko K Santosa dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Senin (5/10/2020).

Baca juga: Terpidana Mati Cai Changpan Sempat Belanja dan Mengobrol dengan Warga

"Sejak PTPN V didirikan, baru sekarang perusahaan menyediakan bibit yang tidak hanya terbatas untuk kebun sendiri dan kebun plasma, namun juga untuk para petani sawit swadaya. Bahkan, petani yang membeli bibit secara satuan tetap kita layani," kata Jatmiko.

Ia berharap, penyediaan bibit ini dapat membantu kebutuhan masyarakat akan bibit sawit yang berkualitas baik dan mendorong percepatan PSR demi mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Jatmiko menjelaskan, bibit unggul varietas DxP 540 dan DxP SMB yang dikelola PTPN V dengan melibatkan tenaga profesional tersebut memiliki sejumlah keunggulan, di antaranya potensi produktivitas yang relatif tinggi.

"Bibit unggul ini jika ditanam di lahan marjinal, dengan pemeliharaan yang baik, rata-rata produktivitasnya mencapai 25 ton per hektar per tahun. Sementara jika dibudidayakan di lahan dengan kategori sangat sesuai, rata-rata produktivitas sawitnya mencapai 29 ton per hektar per tahun," ujar Jatmiko.

Baca juga: Dihentikan Polisi Saat Melanggar Rambu, 2 Pria Todongkan Pistol

Bahkan, menurut dia, saat ini tanaman menghasilkan tahun ketiga (TM III) milik kebun plasma perusahaan. Produktivitas rata-ratanya telah mencapai 26 ton tandan buah segar (TBS) per hektar per tahun.

Jumlah itu disebut jauh di atas standar produktivitas sawit berdasarkan usia yang ditetapkan oleh PPKS, atau sering disebut standar nasional, yakni sebesar 19 ton TBS per hektar per tahunnya.

Sebagai jaminan, Jatmiko mengatakan, bibit tersebut juga telah dilengkapi sertifikat dari penyedia benih pusat penelitian kelapa sawit (PPKS) dan Dinas Perkebunan Provinsi Riau.

Meski begitu, ia memastikan bahwa harga yang dilepas ke para petani juga lebih terjangkau dibandingkan dengan harga pasaran.

"Kemudian harga yang dilepas juga terjangkau dan bersaing, dibudidayakan oleh tenaga ahli dan profesional di bidangnya, terjamin mutu dan keasliannya, serta telah melalui proses seleksi yang ketat," sebut Jatmiko.

 

Ia mengatakan, segala keunggulan itu dilengkapi dengan langkah perusahaan melalui program pendampingan pemeliharaan kepada para petani yang membeli bibit perusahaan.

Terutama, petani mitra yang membeli bibit dari perusahaan.

Dengan begitu, hasil tanaman sawit yang diremajakan akan memberikan hasil produktivitas maksimal di kemudian hari.

Pada 2021, PTPN V menargetkan dapat melepas sedikitnya 911.094 bibit kepada para petani mitra, dengan potensi nilai penjualan mencapai Rp37 miliar.

PTPN V menilai bahwa bisnis pembibitan sawit unggul memiliki prospek yang cerah, mengingat ke depannya sekitar 9.000 hektar perkebunan sawit milik mitra perusahaan akan diremajakan.

Selain itu, pihaknya juga berusaha memenuhi permintaan bibit unggul dari provinsi tetangga untuk program PSR seperti di Jambi.

Jatmiko mengaku, saat ini PTPN V tengah berusaha mendukung pemulihan ekonomi nasional dengan terus meningkatkan produksi TBS sawit hingga mencapai rata-rata sebesar 24,24 ton per hektar pada 2020 ini.

Perusahaan optimistis bahwa hingga akhir tahun ini, selain mampu menjaga tingkat produksi sebesar 24,24 ton per hektar, pendapatan perusahaan juga diprediksi bisa mencapai Rp 4,8 triliun atau tumbuh 16,25 persen dari pendapatan tahun lalu.

Jatmiko mengutarakan, target pendapatan sebesar itu tidak seluruhnya bersumber dari kebun milik PTPN V sendiri.

Sebab, sekitar 40 persen dikontribusikan dari kebun sawit milik rakyat, baik yang menjadi mitra plasma PTPN V maupun petani swadaya.

"Sinergi itu sejalan dengan visi perusahaan untuk mendorong pertumbuhan perekonomian melalui pemberdayaan potensi masyarakat, sehingga kesejahteraan masyarakat di antaranya mitra petani binaan dapat lebih meningkat," kata Jatmiko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com