Aparat keamanan dari TNI, Polisi dan Polisi Pamong Praja, juga tidak mampu memadamkan api.
Pegerakan massa ke atas bukit tidak bisa diredam karena mereka menggunakan berbagai akses jalan menuju atas bukit.
Sejumlah warga yang hendak dimintai keterangan, enggan untuk menjelaskannya. Mereka berdalih sudah ada juru bicaranya.
In'am Kholil, koordinator aksi menuturkan, keberadaan wisata Bukit Bintang sangat meresahkan warga sekitar karena sering dijadikan tempat berbuat maksiat.
Selain itu, tempat wisata Bukit Bintang berdekatan dengan lembaga pendidikan pondok pesantren yang dinilai mengganggu kegiatan pendidikan.
Baca juga: Viral, 2 Video Polisi Dangdutan di Pasuruan dan Tulungagung, Polda Jatim Turun Tangan
"Tempat wisata itu hanya kedok saja, padahal tempat itu sering dilaporkan oleh warga jadi sarang maksiat," ujar I'am Kholil.
Kepala Polsek Palengaan, Iptu Sri Sugiharto saat dikonfirmasi menuturkan, pemilik tempat wisata sudah dimediasi dengan tokoh masyarakat, perwakilan warga, aparat desa dan kemanan dari TNI dan Polri.
Namun, saat dilakukan mediasi, pemilik tempat wisata menolak untuk menutupnya.
"Sudah kami mediasi agar ditutup dulu, tapi pemiliknya ngotot tidak mau sehingga warga kesal," kata Sri Sugiharto.