Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar Hidup Selaras dengan Alam dari Warga Lereng Gunung Merapi

Kompas.com - 05/10/2020, 12:23 WIB
Wijaya Kusuma,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Sikap hidup selaras dengan alam, pengalaman yang panjang dan berbagai cerita turun-temurun membuat masyarakat Desa Purwobinangun, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, memahami setiap "desah napas" Gunung Merapi.

Hal itulah yang membuat mereka sampai saat ini bisa hidup harmoni di tengah ancaman erupsi.

Kebudayaan atau kearifan lokal dan ilmu pengetahuan menjadi mitigasi yang digunakan masyarakat hingga saat ini.

Hingga setelah erupsi Gunung Merapi pada 2010, muncul istilah living in harmony with disaster.

"Pada dasarnya setiap masyarakat itu punya kearifan lokal sendiri-sendiri, termasuk di tempat saya tinggal," ujar Indra Baskoro Adi warga Dusun Turgo, RT 03/RW 02, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Sabtu (29/08/2020).

Baca juga: Hidup Penuh Berkah di Lereng Gunung Merapi

Indra menyampaikan desa tempatnya tinggal berada di Lereng Gunung Merapi.

Jaraknya sekitar 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi. Di tempat tinggalnya terdapat empat RT yang dihuni 500 jiwa dari 182 Kepala Keluarga (KK).

Masyarakat di desanya menganggap Gunung Merapi sebagai orang tua, yang hidup dan mempunyai napas.

Ketika Gunung Merapi aktivitasnya meningkat, warga masyarakat memaknai jika "eyang" sedang mempunyai hajat.

Tidak hanya di desanya, tetapi sekitar Lereng Merapi sisi selatan juga mempunyai kearifan lokal yang sama.

Ketika Merapi meletus, dimaknai oleh masyarakat Merapi sedang punya "gawe".

"Memaknai itu artinya, kalau orang dekat pasti paham, simbah lagi punya hajat atau punya gawe. Nah, gawene arep metu ngendi, apakah metu kulon opo kidul? tandane opo," ucapnya.

Baca juga: Cerita Petani Kopi di Lereng Gunung Merapi, Erupsi Jadi Berkah

Menurutnya tanda-tanda tersebut bisa datang lewat mimpi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com