KOMPAS.com - Bupati Bangka Tengah Ibnu Saleh meninggal dunia pada usia 58 tahun saat menjalani perawatan sejak 27 September 2020 di ICU karena terkonfirmasi positif.
Ibnu meninggal di Rumah Sakit Bakti Timah, Kepulauan Bangka Belitung pada Minggu (4/10/2020).
Sementara itu di Pagaralam, Sumatera Selatan seorang anggota polisi berinisial Bripka AF terlibat perkelahian dengan sopir travel pada Kamis (24/9/2020).
Kasus tersebut berawal saat NA ribut dengan perempuan yang bekerja di warung makan. Bripka AF yang ada di lokasi kejadian berusaha melerainya.
Dua kasus tersebut menjadi perhatian banyak pembaca Kompas.com dan berikut lima berita populer nusantara selengkapnya.
Fenomena tersebut terjadi pertama kalinya dalam sejarah.
Namun api yang menyala setinggi 25 sentimeter dari mulut pipa itu sudah tak terlihat lagi.
Petugas berupaya membongkarnya. Saat itu bau khas gas serta suara gemuruh dari dalam tanah masih terdengar. Namun, ketika disulut, api kian meredup.
"Sampai akhirnya tepat pada tanggal 25 September, Api Abadi Mrapen benar-benar padam. Saat itu kami biarkan dulu selama lima hari, siapa tahu api itu akan berkobar lagi. Namun, ternyata nihil hingga akhirnya kami melaporkan ke pemerintah," kata pengela Api Abadi Mrapen, David Diyanto saat ditemui Kompas.com, di lokasi, Minggu (3/10/2020).
Baca juga: Api Abadi Mrapen yang Melegenda Itu Kini Telah Padam...
Ia meninggal dunia pada Minggu (4/10/2020), sekitar pukul 03.17 WIB di usia 58 tahun. Ia dirawat di RS sejak 27 September 2020 dengan keluhan demam dan sesak napas.
Almarhum Ibnu juga tercatat sebagai kandidat petahana bupati di Pilkada Bangka Tengah.
"Benar. Innalillahi wainnailaihi rojiun, telah meninggal dunia Ibnu Saleh pada pukul 03.17 di RSBT Pangkalpinang. Semoga almarhum husnul khotimah, diampuni dosanya, keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran," kata tim dokter Satgas Covid-19 Kepulauan Bangka Belitung Armayani Rusli dalam pesan tertulis, Minggu.
Baca juga: Bupati Bangka Tengah Ibnu Saleh Meninggal akibat Covid-19
Saat pemakaman berlangsung, istri Ibnu Saleh yakni Iriani Melita dan putra ketiganya Pramana sedang berjuang di ruang karantina karena dinyatakan terpapar positif Covid-19. Sehingga mereka tak menghadiri pemakaman kepala keluarga mereka.
Selain istri dan anak ketiganya, seorang pengurus rumah Ibnu juga dinyatakan terpapar Covid-19.
Saat prosesi pemakaman, hanya Jakara putra kedua Ibu yang mengantarkan ke pemakaman. Selebihnya adalah tim relawan Satgas Covid-19 yang dibalut alat pelindung diri.
Jakara terlihat melantukan azan di depan kuburan sang ayah sambil menahan tangis.
Baca juga: Bupati Bangka Tengah Ibnu Saleh Dimakamkan Saat Istri dan Anak Berjuang di Ruang Karantina
Setelah tiga bulan berjalam, tak banyak perubahan yang terjadi di rumah Giman.
Hanya saja pasangan batu bata di ruang tengah yang berada di bawah tanah terlihat mulai miring.
“Karena timbunan tanah diinjak-injak ribuan orang membuat dinding bata geser 2 centimeter,” ujar Giman kepada Kompas.com, Minggu (04/10/2020).
Rumah Giman dikunjungan lebih dari 10.000 orang. Bahkan selama empat hari setelah viral, rumah Giman dikunjung lebih dari 5.000 orang.
Ia mengaku sempat mendapat bantuan dari pihak desa sebesar Rp 2,5 juta. Selain itu ia mendapatkan sumbangan sukarela dari pengunjung yang datang.
Meski dikunjungi lebih dari 10.000 orang, Giman mengaku tak lagi memiliki uang untuk menyelesaikan bangunan rumah yang dibangun setahun lalu.
Rencana penyelesaian rumahnya terbengkalai karena saat itu banyaknya pengunjung membuat Giman tak bisa bekerja.
”Bantuan Rp 2,5 juta habis untuk beli kebutuhan anak saya, beli susu buat makan. Kalau buat bangun (rumah) mana cukup,” katanya.
Baca juga: Nasib Giman, Dulu Viral Rumahnya Berpindah Tempat dalam Semalam, Kini Beli Semen pun Tak Mampu
Entah apa yang terjadi, NA tiba-tiba marah dan berusaha melempar piring ke perampuan yang bekerja di warung tersebut.
Mengetahui kejadian tersebut Bripka AF berusaha untuk melerai. Namun NA malag menantang Bripka AF berkelahi.
Anggota polisi itu pun tersulut emosi dan melemparkan piringnya ke arah NA. Mereka pun terlibat perkelahian. NA pun mengalami luka dan mendapat 35 jahitan.
"Anggota kami ini sudah mengatakan kalau dia seorang polisi, tapi korban malah menantang berkelahi sehingga terjadilah perkelahian itu," kata Kapolres Pagaralam AKBP Dolly Gumara saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Sabtu (3/10/2020).
Baca juga: Tak Terima Dilerai Saat Ribut di Warung Makan, Anggota Polisi Duel dengan Sopir Travel
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Puthut Dwi Putranto Nugroho, Heru Dahnur, Sukoco | Editor : David Oliver Purba, Abba Gabrillin, Aprillia Ika, Setyo Puji)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.