Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buah Manis Usaha Suku Bajau Jaga Hutan Bakau untuk Anak Cucu

Kompas.com - 04/10/2020, 17:17 WIB
Rosyid A Azhar ,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Keinginan untuk memiliki hutan bakau yang sehat terus menggeliat setelah banyak lembaga lain yang mendukung KSL Paddakauang.

Kemitraan ini menambah rasa percaya diri warga Bajau yang sehari-hari mengakrabi laut.

Kisah dan pengalaman sukses suku Bajau Torosiaje ini kemudian dibagikan kepada kelompok nelayan lainnya.

Mereka diminta untuk melakukan pendampingan KBR di Desa Trikora Kecamatan Popayato seluas 10 hektar.

Pada 2014, program Mangrove For Future (MFF) juga menyentuh Desa Torosiaje dengan melakukan penanaman bibit seluas 10 hektar.

Baca juga: Hutan Mangrove Penolong Nelayan Suku Bajau Saat Musim Angin Barat

Dalam tahun yang sama KSL Paddakauang bekerja sama dengan Pusat Kajian Ekologi Pesisir berbasis Kearifan Lokal  (PKEPKL) Universitas Negeri Gorontalo di program MFF menanam bakau yang melibatkan mahasiswa seluas 7,5 hektar.

“Pada 2015 bekerja sama dengan Japesda-BPSPL Makassar menanam bakau seluas 20 hektar. Tahun-tahun berikutnya kami juga bekerja sama dengan The Siemenpuu Foundation, BPDASHL, juga komunitas dan kegiatan sporadic bersama tamu yang datang ke desa kami,” ujar Umar Pasandre.

Umar Pasandre menjelaskan, upaya kelompok warga Bajau ini dilakukan sebagai wujud pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan seperti menjaga terumbu karang dan padang lamun dari gangguan masyarakat dan ancaman alam.

Usaha keras suku Bajau untuk melestarikan hutan bakau ini berbuah, Pemerintah telah menetapkan hutan mereka sebagai Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Mangrove Torosiaje Serumpun.

Di kawasan yang hijau ini tumbuh bangkau lila (Rhizophora mucronata), bangkau dinda (Rhizophora stylosa), bangkau dinda (Rhizophora apiculata), tingar (Ceriops tagal), munto (Bruguiera sp), papa (Sonneratia sp), tatambu (Xylocarpus sp), murite atau ngea (Lumnitzera sp), dan apaapi (Avicennia sp).

Baca juga: Tiga Desa Suku Bajau Bersepakat Jaga 124 Hektar Hutan Bakau

Orang Bajau mengenal dengan baik kepiting dan udang yang hidup di kawasan bakau ini, mereka menyebut ada karama samo, karama gitang, karama bobo, balo, kankayo, doa windu, dan kalora.

Juga ragam jenis ikan yang menjadi tangkapan nelayan tidak jauh dari hutan bakau, daya baba, bialues, bera, daya tana, kiapu, tanjulu, timbaloa bangkau, ingatang, babanda, bobonte, bobonte bangkau, sumpitang, pangaluang, dan masih banyak jenis ikan yang menjadi komoditas para nelayan.

Masyarakat Bajau Torosiaje sekarang dapat membanggakan desanya.

Mereka memiliki hutan bakau yang menjadi tempat berpijah sejumlah ikan, juga rumah bagi para burung dan satwa lainnya.

Harmoni alam ini terbentuk melalui kerja keras, jalinan kemitraan dan kebersamaan warga.

Umar Pasandre dan warga desa Bajau serumpun kini mulai senang.

Kawasan hutan bakau di desa mereka telah memiliki perlindungan dari pemerintah secara khusus.

Mereka tidak lagi kucing-kucingan dengan orang yang akan membabat hutan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com