KOMPAS.com - Api Abadi Mrapen di Kabupaten Grobogan secara mengejutkan padam total setelah pengeboran pencarian sumber air pada 12 September 2020 lalu. Lokasi pengeboran sumber mata air berada sekitar 200 meter dari Api Abdi Mrapen.
Namun belum diketahui pasti penyebab padamnya api abadi tersebut.
Sementara itu di Tasikmalaya, sebanyak 10 ambulans milik pemkot konvoi mengevakuasi 40 santri santri positif corona dari klaster pesantren pada Jumat (2/10/2020).
Puluhan santri tersebut dievakusi ke gedung isolasi Rusunawa Universitas Negeri Siliwangi (UNS) Tasikmalaya.
Dua berita tersebut menjadi perhatian banyak pembaca Kompas.com dan berikut lima berita populer nusantara selengkapnya:
Pengeboran tanah untuk sumber mata air tersebut dilakukan pada 12 September 2020 lalu yang berjarak 200 meter dari Api Abdi Mrapen.
Pengeboran dilakukan pada 12 September 2020 sementara padamnya Api Abadi Mrapen terjadi pada 25 September 2020.
Aktivitas pengeboran menyebabkan air menyembur hingga setinggi 50 meter. Saat itu tercium pula bau gas hidrokarbon serta terdengar suara gemuruh.
"Tapi itu belum bisa dikatakan penyebab utamanya, masih indikasi atau dugaan awal ya," kata Kasi Energi ESDM Wilayah Kendeng Selatan Sinung Sugeng Arianto saat meninjau Api Abadi Mrapen, seperti dikutip dari Tribun Jateng.
Baca juga: Tanda Tanya di Balik Padamnya Api Abadi Mrapen yang Baru Pertama Kali Terjadi
Sumi ditemukan tergeletak di ruang tamu dan Gebi tewas di ruang tengah.
Dari hasil otopsi ditemukan bekas hantaman benda tumpul dan benda tajam di tubuh Gebi dan ibunya.
Sementara itu Herman tak kuasa menahan air mata saat melihat jenazah putri tercintanya, Gebi dan mantan istrinya, Sumi terbujur kaku di kamar jenazah RSUD dr Soedarso.
Herman bercerita jika ia sudah cukup lama tak berkomunikasi dengan mantan istrinya.