Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang 2 Tahun Bencana di Sulteng, Warga Ziarahi Makam Massal di Palu

Kompas.com - 03/10/2020, 15:10 WIB
Rachmawati

Editor

Selama dua tahun terakhir Rahmatiah tinggal di hunia sementara (huntara) Batu Bata Indah Kota Palu.

“Kalau hujan banjir di dalam, jadi itulah harapan kami supaya cepat dipindahkan ke huntap karena di sini kasihan," kata Rahmatiah.

Ia menjelaskan otorita berwenang sudah berjanji akan memindahkan keluarganya ke hunian tetap di Kelurahan Tondo Talise, tapi belum ada kepastian kapan dapat terealisasi.

Baca juga: Barang-barang Milik Pengungsi Korban Likuefaksi Palu Dicuri di Tenda Pengungsian

Sementara itu Adriansyah Manu dari organisasi “Sulteng Bergerak” mengatakan banyak warga terdampak bencana alam yang masih tinggal di hunian sementara di Kota Palu.

Ia mengatakan rata-rata warga mengalami kesulitan ekonomi terutama bagi pekerja informal yang kehilangan sumber mata pencaharian akibat pandemi COVID-19.

“Ditambah lagi dengan situasi pandemi saat ini, itu makin sulit buat mereka untuk bertahan hidup di huntara. Dari hasil pengamatan dan survei kami memang masih banyak sekali warga yang tidak punya pekerjaan. Rata-rata mereka pekerja serabutan dan malah sudah ada yang mengemis di lampu-lampu merah,” tambah Adriansyah.

Baca juga: FOTO: Mengenang Mereka yang Meninggal dan Hilang di Lokasi Bencana Likuefaksi Palu

Selain mendesak penyelesaian pembangunan hunian tetap, “Sulteng Bergerak” yang mendampingi lima ribu penyintas di 42 lokasi huntara di kota Palu itu juga mendesak agar pemerintah dapat segera menuntaskan penyaluran dana stimulan, jaminan hidup dan santunan duka yang belum seluruhnya tersalurkan untuk penyintas bencana alam di Kota Palu, Sigi dan Donggala.

Dari data Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2019 lalu, ada 11.788 unit hunian tetap yang akan dibangun di sejumlah lokasi di Palu dan Sigi.

Hunian tetap tersebut ditargetkan rampung pada akhir tahun 2020. Rumah tersebut diperuntukkan bagi penyitas bencana yang direlokasi dari rumah mereka yang terkena likuefaksi dan tsunami.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com