Akses Samarinda ke Tenggarong Dijaga TNI, Warga Diminta Putar Balik, Ini Alasannya

KOMPAS.com- Jajaran TNI dan tim gabungan pendisiplinan protokol Covid-19 Kutai Kartanegara berupaya menegakkan disiplin masyarakat di tengah pandemi.

Salah satunya, melakukan pengawasan kepatuhan melalui operasi disiplin protokol Covid-19.

Dalam operasi tiap akhir pekan ini, hanya warga dengan kepentingan tertentu yang diperbolehkan masuk ke Tenggarong, ibu kota Kabupaten Kutai Kartanegara.

Selebihnya, diminta untuk putar balik.

Baca juga: TNI Jaga Akses Masuk, Warga Samarinda Dilarang ke Kutai Kartanegara

Yang diperbolehkan hanya yang berurusan penting

Shutterstock/Petovarga Ilustrasi Covid-19

Mereka akan memeriksa warga dari Samarinda yang hendak menuju ke Tenggarong.

TNI juga memeriksa alasan warga.

Hanya mereka dengan kepentingan mendesak yang diperbolehkan masuk.

Antara lain, urusan kedinasan, ekonomi serta sosial yang bersifat penting.

TNI tak segan meminta warga putar balik jika alasan mereka tak mendesak.

"Kalau hanya wisata saja atau silaturahmi ditangguhkan dulu lah, untuk sementara waktu saja. Kami minta pulang saja," kata dia, Jumat (2/10/2020).

Baca juga: Mata Berkaca-kaca Menahan Tangis, Kasat Sabhara Blitar: Istriku, Kita Masih Bisa Makan dengan Garam

Shutterstock Ilustrasi penyebaran virus corona

Pergerakan masyarakat dari Samarinda ke Tenggarong sangat tinggi

Berdasarkan pemantauan, Charles menjelaskan, pergerakan masyarakat dari Samarinda ke Tenggarong sangat tinggi, terutama di akhir pekan.

Oleh karena itu, pengawasan perlu dilakukan.

Di awal penerapan operasi, kata Charles, timnya bisa memulangkan kurang lebih 90 kendaraan bermotor setiap hari.

Namun setelah dua pekan berjalan, kepatuhan masyarakat mulai terlihat.

Warga yang datang ke Tenggarong hanya untuk kepentingan wisata mulai berkurang.

"Maka efektifkan jaga akhir pekan saja, Sabtu dan Minggu," kata dia.

Adapun kasus positif Covid-19 di Kutai Kartanegara berjumlah 1.322 orang.

Sebanyak 22 orang meninggal dunia, 701 orang dinyatakan sembuh.

Hingga saat ini, masih ada 599 orang yang masih dalam perawatan.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Samarinda, Zakarias Demon Daton | Editor: Khairina)