Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta di Balik Aksi Vandalisme di Mushala, Pelaku Alami Depresi dan Sering Nonton Konten Agama di YouTube

Kompas.com - 03/10/2020, 08:27 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Aksi vandalisme yang terjadi di mushala Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Selasa (29/9/2020) sore membuat heboh warga.

Pasalnya, pelaku nekat mencoret-coret dinding, merobek Al Quran, hingga memotong kabel pengeras suara di tempat ibadah tersebut.

Mendapat laporan itu, polisi langsung bergerak cepat dan berhasil mengamankan pelaku.

Pelaku diketahui seorang pemuda desa setempat berinisial SKN (18) yang rumahnya tak jauh dari mushala tersebut.

Baca juga: Fakta Terbaru Ungkap Motif Pelaku Vandalisme di Mushala

Alami depresi

Dalam melakukan pemeriksaan kepada pelaku, polisi juga menggandeng psikolog.

Hasil pemeriksaan yang dilakukan itu, pelaku diketahui mengalami depresi. Sehingga aksi yang dilakukan tersebut dilakukan pelaku sebagai bentuk pelampiasan emosi.

"Tersangka melakukan perbuatannya tersebut karena tertekan, dilarang keluar rumah oleh orangtua tersangka setiap hari, sehingga tersangka emosi dan melampiaskan kekesalan dengan cara perbuatan tersebut," kata Kapolresta Tangerang Kombes Ade Ary Syam Indardi kepada Kompas.com melalui pesan singkat, Jumat (2/10/2020).

Baca juga: Pelaku Vandalisme di Mushala Sering Nonton Konten Agama di YouTube

Selain itu, dorongan pelaku melakukan tindakannya tersebut juga karena sering menonton konten agama di YouTube.

"Tersangka juga sering melihat YouTube tentang perjuangan nabi dan juga tentang sejarah perkembangan Islam di Turki. Jadi dia meyakini apa yang dia lakukan kemarin itu benar," terangnya.

Keterangan keluarga pelaku

Ade mengatakan, keterangan yang didapat dari keluarganya, pelaku ternyata sudah mulai mengalami gangguan kejiwaan tersebut sejak duduk di bangku SMP.

Sejak saat itu, beragam cara sudah dilakukan orangtuanya untuk membantu kesembuhan pelaku, mulai hipnoterapi, rukiyah, hingga pendekatan dengan sering beribadah.

Bahkan, pelaku juga dilarang keluar rumah sendiri tanpa didampingi orangtuanya.

Alasannya, orangtua khawatir dengan kondisi pelaku.

Baca juga: Dihadirkan Saat Konferensi Pers, Pelaku Vandalisme Mushala Menangis Sesenggukan

Sebab, selama ini pelaku dianggap kesulitan mengendalikan emosi dan memiliki dorongan untuk melakukan aksi kekerasan cukup tinggi.

"Jadi apa yang dilakukan (vandalisme di mushala) merupakan pelampiasan kekesalan terhadap orang-orang di sekitar yang mengucilkan, menghindarinya," kata Ade.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com