JAYAPURA, KOMPAS.com - Kapolres Keerom AKBP Bakhtiar Joko Mujiono mengonfirmasi terdapat dua warga yang tertembak peluru karet saat aksi perusakan kantor bupati dan pembakaran dua kantor dinas di Kabupaten Keerom.
Joko mengatakan, kondisi kedua warga itu stabil.
"Ada dua warga yang tertembak peluru karet kondisinya stabil dan saat ini dirawat di RS Bahayangakara," kata Bakhtiar di Keerom, Jumat (2/10/2020).
Bakhtiar menegaskan, aparat keamanan telah menjalankan prosedur saat membubarkan massa yang melakukan perusakan dan pembakaran pada Kamis (1/10/2020).
Awalnya, aparat keamanan menggunakan peluru hampa. Tetapi, peringatan yang disampaikan aparat keamanan tak diindahkan massa.
Baca juga: Ini Penjelasan BKD Kabupaten Keerom Terkait Hasil Tes CPNS yang Diprotes Massa
Bakhtiar menyebutkan, massa justru berusaha menyerang aparat keamanan yang berjaga. Sehingga, polisi terpaksa menggunakan peluru karet.
"Ada prosedur bahwa yang pertama peluru hampa, kemudian kalau tidak diindahkan baru peluru karet yang sebetulnya adalah upaya terakhir karena sebelumnya sudah ditembaki dengan gas air mata dan water canon," kata Bakhtiar.
Situasi di Keerom, sambung Bakhtiar, kini sudah kondusif. Namun, aparat kepolisian masih bersiaga di sekitar lokasi kejadian dan kawasan Arso Kota.
Sementara itu, Pjs Bupati Keerom, Muhammad Ridwan Rumasukun menyesali aksi perusakan yang dilakukan massa karena tak puas dengan hasil seleksi CPNS formasi 2018.