Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Sejarawan UGM Tanggapi Film G30S/PKI | Driver Ojol Korban Order Fiktif 14 Ayam Geprek

Kompas.com - 02/10/2020, 06:16 WIB
Rachmawati

Editor

Hendrar yang mengetahui kejadian tersebut langsung memberikan bantuan pada pria yang akrab dipanggil Ody tersebut.

"Pulang-pulang saya enggak kuat, langsung nangis karena terharu diberi bantuan sama Pak Wali," kata dia.

Sementara itu manajemen GrabFood juga turun tangan dengan mengganti kerugian biaya yang telah dikeluarkan Ody saat melayani order fiktif.

Selain itu, akun yang melakukan order fiktif telah dinonaktifkan untuk mencegah peristiwa serupa terulang kembali.

"Kami mengimbau para pengguna (GrabFood) untuk menghargai kerja keras mitra pengemudi kami dalam menjalankan pekerjaannya, terutama dalam masa pandemi yang penuh tantangan seperti saat ini," kata Head of Marketing GrabFood Indonesia Hadi Surya Koe.

Baca juga: Tangis Haru Pak Ody, Driver Ojol Korban Order Fiktif 14 Ayam Geprek, Ini Akhir Kisahnya

3. Bocah disiksa ayah lalu dibuang oleh ibu

Bocah laki-laki berusia 10 tahun berinisial RFZ, anak dari pasangan DZ (34) dan MZ (33) yang menjadi korban KDRT kini diasuh oleh Kapolres Pelalawan AKBP Indra Wijatmiko.

Kekerasan itu dialami korban sewaktu tinggal bersama orangtuanya di Desa Terantang Manuk, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Provinsi, Riau.

RFZ disiksa ayahnya sendiri dengan tang saat RFZ memukul dua adiknya yang masih kecil.

Sang ayah menjepit jari kelingking dan jari manis korban dengan tang serta memukul punggung anaknya dengan kursi kayu.

Setelah itu, pelaku kembali mengambil tang dan memukulkannya ke sang anak hingga terluka.

Sang ibu yang tahu langsung menghentikan aksi suaminya dan membawa sang anak. Ia kemudian meninggalkan RFZ di SPBU dalam keadaan terluka hingga ia ditemukan warga.

Baca juga: Kisah RFZ, Bocah yang Disiksa Ayah dan Dibuang Ibunya, Kini Diasuh Kapolres

4. "KAMI bukan alat buar Nyapres"

Diketahui, setelah acara di Rengasdengklok dibubarkan, acara KAMI dilanjutkan di rumah salah satu anggota KAMI, Daday Hudaya di Telukjambe, Karawang.KOMPAS.COM/FARIDA Diketahui, setelah acara di Rengasdengklok dibubarkan, acara KAMI dilanjutkan di rumah salah satu anggota KAMI, Daday Hudaya di Telukjambe, Karawang.
Pemrakarsa Gerakan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo mengungkapkan bahwa organisasi itu bukan alat baginya untuk menjadi calon presiden (capres).

Hal itu disampaikan Gatot saat ditanya wartawan di kediaman salah satu anggota KAMI, Daday Hudaya, di Telukjambe, Karawang, Rabu (30/9/2020).

"Boleh-boleh saja kalau menyangka seperti ini (alat dirinya menjadi capres). Namanya juga politikus pasti dikaitkan dengan politik. Saya hargai itu," ujar Gatot di Telukjambe, saat ditanya wartawan apakah KAMI merupakan kendaraan baginya untuk menjadi capres atau bukan.

Ia juga menyatakan akan keluar jika organisasi itu berubah jadi partai.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com