Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Udin TKI yang Tinggal 35 Tahun di Malaysia, Dipulangkan karena Tak Miliki Paspor

Kompas.com - 01/10/2020, 16:22 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Udin Hasan (60) warga Luwu, Sulawesi Selatan dipulangkan ke Indonesia karena tidak memiliki paspor setelah 35 tahun tinggal di Malaysia.

Oleh Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BPM2MI) Nunukan, Kalimantan Utara, Udin dipulangkan  pada 16 Septembre 2020 lalu.

Namun Udin tak kembali ke Luwu. Ia ikut rekannya ke Rappang. Setelah seminggu tinggal di rumah rekannya, Udin memutuskan kembali ke Malaysia lewat Nunukan.

Baca juga: Jadi Tukang Sapu Tempat Judi dan Tabungan Tertinggal di Malaysia, Ini Kisah Udin yang Dipulangkan ke Indonesia

Di tengah perjalanan, Udin kembali terjaring dalam operasi penumpang kapal laut di Pelabuhan Tunon Taka Nunukan pada Senin (28/9/2020).

Udin bersama 116 penumpang KM Thalia lainnya yang bukan penduduk Nunukan diamankan dan dimintai keterangan oleh petugas.

Kepada Kompas.com Udin bercerita jika ia masuk Malaysia tahun 1985 saat masih berusia 25 tahun.

Baca juga: Merasa Gagal Jadi TKI, Udin Malu Pulang Kampung, Nekat Kembali ke Malaysia Malah Terjaring Operasi

Udin muda bekerja sebagai security di salah satu perusahaan di Kota Kinabalu. Setelah perusahaan tersebut diakuisisi oleh perusahaan yang lebih besar, Udin diberhentikan.

Untuk bertahan hidup di Malaysia, ia bekerja sebagai tukang sapu di tempat judi.

"Masa itu masih bebas lagi orang masuk sebelah, jadi tiada pass (passport), tiada surat-surat saya punya, tidak pernah juga terkena operasi pendatang haram."

"Orang bilang wajah saya sangat Melayu, mungkinlah tuh, makanya petugas tidak pernah bertanya surat atau paspor segala macam, ndak ada cerita begitu," tutur Udin, Rabu (30/9/2020).

Baca juga: Diduga Culik dan Bawa Siswi SD ke Malaysia, Pemuda 19 Tahun Ditangkap

Di Kinabalu, Udin digaji RM 600 atau sekitar Rp 2,1 juta per bulan. Seiap bulannya ia harus membayar kontrakan sebesar RM 300.

Untuk menambah penghasilan, ia menawarkan diri bekerja sebagai pencuci piring atau tukang bersih-bersih di warung milik WNI di Malaysia.

Selain mendapatkan upah, Udian mengaku mendapatkan makan gratis sehingga bisa menyimpang uang dari hasil kerjanya.

Baca juga: TNI-Polri Gagalkan Penyelundupan 12 Kg Sabu di Perbatasan Indonesia-Malaysia

Memiliki lima saudara di Luwu

Pendataan terhadap pendatang dari luar pulau Nunukan sebagai antisipasi keberangkatan BMI Unprosedural oleh BP2MI Nunukan.Kompas.com/Ahmad Dzulviqor Pendataan terhadap pendatang dari luar pulau Nunukan sebagai antisipasi keberangkatan BMI Unprosedural oleh BP2MI Nunukan.
Selama di Malaysia, Udin tidak pernah menikah. Selain itu dia juga tidak pernah berkomunikasi dengan keluarganya yang ada di Luwu.

Ia bercerita memiliki lima saudara yang tinggal di Luwu yakni Mustar, Sarifah, Nuraini, Edi, dan Bati. Menurut Udin kelima saudaranya itu tinggal di Desa Kanna, Kecamatan Bastem, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

"Saya tidak pernah berkahwin, saya juga tidak pernah berhubungan dengan saya punya keluarga di Luwu, yang ada, bagaimana bertahan hidup saja di Kota Kinabalu Malaysia," lanjutnya.

Baca juga: Kisah Syamsuddin Hilang 8 Hari di Hutan Perbatasan Malaysia, Dihantui Suara Hewan Buas, Ditemukan Lemas

Udian mengaku memilih kembali ke Malaysia walaupun sudah dideportasi karena sudah lama tidak bertemu saudaranya. Selain itu ia sama sekali tidak membawa hasil kerja selama bekerja di Malaysia.

Ia berencana untuk membuat paspor agar bisa kembali Malaysia untuk mengambil pakaian dan uang miliknya yang ia simpan di kontrakan.

"Saya tunggu masa kelonggaran saja, bila bila masa nanti pemerintah Malaysia sudah bolehkan masuk balik, saya cuba buat pass, saya akan ambil pakaian dan uang simpanan disana, ada sekitar RM 10.000, ndak banyak memang, tapi itu simpanan saya,’’katanya.

Baca juga: Sekolah di Perbatasan RI-Malaysia Mulai Dibuka untuk Belajar Tatap Muka

BP2MI tetap pulangkan Udin ke Luwu

Ilustrasi rumah.Dok. Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Ilustrasi rumah.
Sementara itu Kepala Seksi Perlindungan dan Pemberdayaan pada kantor BP2MI Nunukan Arbain, membenarkan keterangan Udin.

"’Dia deportan dari Malaysia, kita pulangkan pada 16 September 2020 lalu ke kampungnya, di Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan, tapi ternyata dia ikut temannya turun di Rappang tidak sampai Luwu, seminggu di sana, dia kembali ke Nunukan, niatnya mau kembali masuk sebelah (Malaysia),"ujarnya

Kepada petugas Udin mengaku malu pulang ke Luwu karena tidak membawa hasil apa-apa kecuali baju yang melekat di badan.

Baca juga: Sempat Hilang di Hutan Krayan, Syamsudin 8 Hari Jalan Kaki dari Malaysia ke Nunukan, Ini Kisahnya

Padahal Udin sudah 35 tahun tinggal di Malaysia dan tidak pernah pulang ke kampung halamannya.

"Dia ditangkap aparat Malaysia dalam operasi pendatang haram, saat akan pulang kampung pada lima bulan lalu, semua pakaian dan uang hasil kerjanya masih ada di Malaysia, kami coba telusuri keterangan dia, ternyata benar, kami ada nomor telepon ibu kosnya di Malaysia sana," kata Arbain.

Saat ini petugas berusaha memberikan pengertian kepada pria 65 tahun itu tentang kebijakan Malaysian untuk lockdown dan melarang WNI masuk Malaysia selama pandemi Covid-19 walaupun sudah memiliki paspor.

"Kita sudah beri pengertian, kita rayu dia supaya pulang dulu menunggu dicabutnya kebijakan lockdown Malaysia, dan kita segera jadwalkan pemulangan dia," tegas Arbain.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ahmad Zulfiqor | Editor: Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com