BUTON, KOMPAS.com - Kabar kematian La Baa, warga negara Indonesia yang diculik kelompok Abu Sayyaf, sudah diketahui keluarganya di Desa Kamelanta, Kecamatan Kapuntori, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara.
Kementerian Luar Negeri langsung menghubungi orangtua La Baa pada Selasa (29/9/2020).
“Disampaikan La Baa sudah meninggal dunia, ditembak. Pertempuran itu hari Selasa, usai pertempuran itu ditemukan jenazahnya,” ucap Naiya, adik La Ba'a di rumahnya, Kamis (1/10/2020).
Baca juga: WNI Sandera Abu Sayyaf Tewas dalam Baku Tembak di Filipina
“Kita dengar itu (tewasnya La Baa) sangat sedih. Keluarga kami sangat sedih,” ujarnya.
Setelah mendengar kabar itu, pihak keluarga meminta agar jenazah La Ba'a segera dipulangkan ke kampung halamannya.
“Rencana dipulangkan (jenazahnya) kalau bukan satu minggu atau dua minggu. Saya bilang terlalu lama, kalau bisa secepatnya saja supaya bisa kita (segera) kuburkan di sini dan dia juga tenang,” kata Naiya.
Sebelumnya diberitakan, La Baa tewas setelah terjadi kontak senjata antara aparat keamanan Filipina dan kelompok Abu Sayyaf di Kota Patikul, Provinsi Sulu.
Baca juga: Seorang WNI Sandera Abu Sayyaf Tewas, Bagaimana Nasib 4 Orang Lainnya?
Pada Rabu (30/9/2020), jenazah La Baa telah diterbangkan dari Sulu ke Zamboanga dengan pesawat militer Filipina.
Laki-laki berusia 32 tahun ini adalah salah satu dari lima WNI yang diculik sedang menangkap ikan menggunakan kapal kayu di perairan Lahad Datu, Malaysia, pada 16 Januari 2020.
WNI asal Buton, Sulawesi Tenggara, itu disandera bersama empat rekannya, yaitu Arsyad bin Dahlan (42), Arizal Kastamiran (29), Riswanto bin Hayono (27), dan Edi bin Lawalopo (53).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.