Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gatot Nurmantyo: KAMI Bukan Alat buat "Nyapres", kalau Jadi Partai, Saya Keluar

Kompas.com - 01/10/2020, 06:33 WIB
Farida Farhan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Pemrakarsa Gerakan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo mengungkapkan bahwa organisasi itu bukan alat baginya untuk menjadi calon presiden (capres).

Hal itu disampaikan Gatot saat ditanya wartawan di kediaman salah satu anggota KAMI, Daday Hudaya, di Telukjambe, Karawang, Rabu (30/9/2020).

Sebelum ke Telukjambe, Karawang, Gatot sedianya menghadiri acara deklarasi KAMI di Tugu Proklamasi Regasdengklok, Karawang, Rabu (30/9/2020).

Namun, acara tersebut akhirnya dibubarkan karena mendapatkan penolakan dari ormas. 

Baca juga: Terjadi Penolakan, Acara KAMI di Karawang Dibubarkan

"Boleh-boleh saja kalau menyangka seperti ini (alat dirinya menjadi capres). Namanya juga politikus pasti dikaitkan dengan politik. Saya hargai itu," ujar Gatot di Telukjambe, saat ditanya wartawan apakah KAMI merupakan kendaraan baginya untuk menjadi capres atau bukan. 

Bagi Gatot, jika ada orang yang mengkritik dirinya, berarti telah mendengarkannya baik-baik.

Tugas dia, kata Gatot, adalah menyelami pola pikirnya agar dirinya bisa paham. 

Saat ditanya apakah para ulama mendoakannya menjadi presiden, Gatot menjawab singkat.

"Saya yakin para ulama berdoa untuk saya menjadi presiden, tapi berdoa juga untuk menyelamatkan bangsa ini," ucapnya.

Baca juga: Acara KAMI Dibubarkan, Din Syamsuddin Bandingkan Sikap Polisi dengan Konser Dangdut di Tegal

Keluar jika KAMI jadi partai

Mantan Panglima TNI itu juga menyatakan akan keluar jika organisasi itu berubah jadi partai. Ia menyebut KAMI adalah organisasi moral. Dia juga meyakinkan bahwa KAMI tidak akan berubah jadi partai politik.

"Kalau menjadi partai politik pasti saya, Farudin, Prof Wahab, dan yang lainnya akan keluar dari KAMI," ujarnya.

Meski KAMI baru dua bulan berdiri, Gatot menyebut organisasi itu cepat berkembang karena peran masyarakat.

Baca juga: Fakta Acara Silaturahim KAMI Batal Digelar di Surabaya, Diblokade Massa hingga Dibubarkan Polisi

 

Ia tak mau masyarakat dibohongi bahwa KAMI akan berubah menjadi partai. Sebab, Gatot dan rekan-rekannya di KAMI tidak membuat partai.

"Organisasi kita ini adalah organisasi berjaring. Jadi saya dengan dari Karawang dari mana-mana, kalau nanti ada KAMI RT ada, adalah mitra," ucapnya.

Diketahui, setelah acara di Rengasdengklok dibubarkan, acara KAMI dilanjutkan di rumah salah satu anggota KAMI, Daday Hudaya, di Telukjambe, Karawang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com