Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merasa Gagal Jadi TKI, Udin Malu Pulang Kampung, Nekat Kembali ke Malaysia Malah Terjaring Operasi

Kompas.com - 01/10/2020, 06:13 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Khairina

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Seorang eks deportan Malaysia bernama Udin Hasan (60) yang sudah dipulangkan oleh Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Nunukan Kalimantan Utara, kembali terjaring dalam operasi penumpang kapal laut di Pelabuhan Tunon Taka Nunukan.

Saat ditemui di kantor BP2MI Nunukan, Udin menceritakan, sejak berusia 25 tahun atau sekitar tahun 1985, dia sudah berangkat ke Malaysia.

Saat itu ia bekerja sebagai security di salah satu perusahaan di Kota Kinabalu.

Namun, karena perusahaan tersebut diakuisisi oleh perusahaan yang lebih besar, Udin tersingkir dan beralih profesi menjadi tukang sapu di sebuah usaha judi.

"Masa itu masih bebas lagi orang masuk sebelah, jadi tiada pass (passport), tiada surat-surat saya punya, tidak pernah juga terkena operasi pendatang haram, orang bilang wajah saya sangat Melayu, mungkinlah tuh, makanya petugas tidak pernah bertanya surat atau paspor segala macam, ndak ada cerita begitu," tutur Udin, Rabu (30/9/2020).

Baca juga: Tertipu di Malaysia, Syamsuddin 8 Hari Jalan Kaki Menyusuri Hutan Krayan, Berbekal Air, Garam, dan Vetsin

Udin mendapat upah RM 600 atau sekitar Rp 2,1 juta per bulan, sementara setiap bulannya dia harus membayar kontrakan sebesar RM 300.

Dia pun berinisiatif mencari kerja sampingan dengan menawarkan jasa sebagai pencuci piring dan tukang bersih-bersih di warung makan milik WNI di sana.

Selain mendapat sedikit upah, setidaknya dia bisa makan gratis dan sedikit-sedikit bisa menyimpan uang dari hasil kerjanya.

‘’Saya tidak pernah berkahwin, saya juga tidak pernah berhubungan dengan saya punya keluarga di Luwu, yang ada, bagaimana bertahan hidup saja di Kota Kinabalu Malaysia,"lanjutnya.

Alasan tidak pernah jumpa keluarga dan tidak bisa membawa hasil kerjanya, membuat Udin enggan bertemu dengan sanak familinya di Luwu.

Padahal, dia masih memiliki 5 saudara masing-masing Mustar, Sarifah, Nuraini, Edi dan Bati, semuanya ada di desa Kanna kecamatan Bastem kabupaten Luwu Sulawesi Selatan.

‘’Saya tunggu masa kelonggaran saja, bila bila masa nanti pemerintah Malaysia sudah bolehkan masuk balik, saya cuba buat pass, saya akan ambil pakaian dan uang simpanan disana, ada sekitar RM 10.000, ndak banyak memang, tapi itu simpanan saya,’’katanya.


Udin akan dipulangkan kembali

Kepala Seksi Perlindungan dan Pemberdayaan pada kantor BP2MI Nunukan Arbain, membenarkan keterangan Udin.

BP2MI Nunukan sudah memulangkan dia pada 16 September 2020 ke Luwu, Sulawesi Selatan, namun ternyata Udin memilih turun di daerah Rappang bersama teman seperjalanannya sebelum memutuskan kembali ke Malaysia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com