Meskipun ada anak-anak muda yang full fokus di pertanian. Namun, ada yang menjadi sambilan karena memiliki perkerjaan lain.
"Awalnya budidaya jamur, saat itu memang menjadi komoditas unggulan," urainya.
Namun, saat ini komoditas yang ditekuni petani muda di Desa Hargobinangun semakin berkembang.
Para petani muda merambah ke komoditas sayuran. Ada juga yang mengembangkan hidroponik.
"Padi hanya untuk selingan, kalau sekarang mereka ke aneka sayuran, itu paling banyak. Yang jadi andalan itu Cabe, ada timun, Selada, Caisim, ada Terong," bebernya.
Para petani juga memiliki pasar untuk menjual hasil pertanian mereka.
Bahkan, beberapa kelompok juga sudah menjalin kerja sama dengan supplier supermarket.
"Pemasaranya kita punya titik kumpul untuk sayuran. Beberapa kelompok juga menjalin kerja sama dengan supplier supermarket," tegasnya.
Cerita petani muda Desa Hargobinangun
Salah satu petani muda Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Nur Ahmad Wasnan (32) mengaku tak malu menjadi seorang petani.
Pria berusia 32 tahun ini sudah mulai menekuni pertanian sejak kuliah.
"Saya itu sejak umur 20 tahun, waktu itu masih kuliah," ucapnya.
Selain itu, orangtuanya memang dari dulu sebagai seorang petani.
Sehingga dunia pertanian sudah tidak asing baginya.
Warga Hargobinangun ini memutuskan terjun ke pertanian karena penghasilan orangtuanya yang tidak memungkinkan.
Karena itu, Wasnan terjun menjadi petani untuk biaya kuliahnya.
Wasnan saat itu menanam aneka sayuran.
"Kan kuliah butuh biaya, penghasilan orang tua sedikit, makanya saya ikut-ikutan mencoba menam sayuran untuk sedikit-sedikit bisa untuk bayar kuliah," urainya.