Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Evaluasi Simulasi Belajar Tatap Muka 7 Sekolah di Jateng, Ganjar: Hasilnya Cukup Baik

Kompas.com - 30/09/2020, 22:53 WIB
Riska Farasonalia,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, hasil evaluasi simulasi pembelajaran tatap muka di tujuh sekolah hingga saat ini berjalan baik.

"Kami sudah evaluasi dan hasilnya cukup baik. Setelah dilakukan pengecekan, 97,4 persen ada dukungan orangtua, 95 persen pelaksanaan protokol kesehatan berjalan dengan baik dan 82 persen komunikasi antara orangtua dan guru berjalan baik. Ada sedikit harus diperbaiki, agar capaiannya bisa 100 persen," kata Ganjar di ruang kerjanya, Rabu (30/9/2020).

Dari hasil evaluasi itu, Ganjar menyebut terdapat beberapa temuan yang menjadi catatan dalam simulasi sekolah tatap muka tersebut.

Di antaranya ada tiga siswa di Temanggung yang tinggal di pondok pesantren dan dua siswa di Wonosobo yang berangkat menggunakan angkutan umum.

"Solusinya kita meminta mereka belajar jarak jauh. Itu untuk mengamankan mereka," ujarnya.

Baca juga: Ganjar Minta Kepala Daerah Tingkatkan Jumlah Testing Covid-19

Selain itu, Ganjar menemukan adanya beberapa siswa yang terlambat datang ke sekolah.

"Ada tren yang menarik ini, ternyata banyak anak yang terlambat masuk sekolah. Jadi mungkin kelamaan libur ini katanya bangunnya kesiangan. Maka ini perlu kita disiplinkan," ucapnya.

Menurutnya para guru juga sudah mulai enjoy dengan pembelajaraan jarak jauh.

"Maka sekarang dengan uji coba tatap muka harapan kita semua melakukan perbaikan-perbaikan," ungkapnya.

Dari hasil evaluasi tersebut, Ganjar memutuskan untuk melanjutkan simulasi tatap muka di tujuh sekolah tersebut pada Oktober mendatang.

Selain itu, jumlah siswa yang mengikuti simulasi belajar tatap muka juga akan ditambah.

Baca juga: Ganjar Tegaskan Kampanye Terbuka Dilarang di Jawa Tengah

Ganjar juga berencana akan menambah sekolah baru untuk melaksanakan simulasi tatap muka.

"Beberapa sekolah lain juga kami persiapkan untuk melaksanakan simulasi ini. Selain sekolah kita, ada juga sekolah luar yang mengajukan, diantaranya SMA Pradita Dirgantara Boyolali dan SMA Taruna Nusantara. Tapi kami minta prosentase siswanya harus terbatas dan simulasi harus ketat," tegasnya.

Penambahan jumlah siswa dan sekolah itu tentu dengan mempertimbangkan status zonasi.

Tak hanya untuk sekolah baru yang ditunjuk, terhadap tujuh sekolah yang sudah melaksanakan juga akan dievaluasi.

"Tentu semua mempertimbangkan zona, bahkan yang eksisting ini kalau terjadi zonanya naik, saya minta dicek ke Dinas Kesehatan atau Satgas tentang mikrozonasinya. Apakah sekolah itu masuk zona merah, atau tempat tinggal siswanya yang masuk zona merah. Kalau itu terjadi, maka siswanya dilarang sekolah dan kalau sekolahnya berada di zona merah, ya ditutup dulu," pungkasnya.

Sebelumnya, simulasi sekolah tatap muka telah dilaksanakan di tujuh SMA/SMK di tiga Kabupaten/Kota.

Di antaranya SMAN 1 Parakan dan SMKN 1 Temanggung, SMAN 2 dan SMKN 2 Wonosobo, SMAN 2 dan SMKN 2 Kota Tegal dan satu SMA swasta di Tegal yakni SMA Pius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com