Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dugaan Teror KKB Menjelang Pilkada, TNI-Polri Kesulitan Menindak Penyandang Dana

Kompas.com - 30/09/2020, 21:31 WIB
Dhias Suwandi,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Polda Papua mencatat terdapat tujuh kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang masih aktif di Papua hingga saat ini. Lima di antaranya berkumpul di Kabupaten Intan Jaya, Papua.

Aktivitas KKB di Intan Jaya sempat membuat suasana kurang kondusif. Mereka disebut berkumpul di Distrik Hitadipa, Intan Jaya.

Sepanjang 2020, Polda Papua mencatat 46 tindakan kekerasan yang dilakukan KKB di Provinsi Papua.

Aksi kekerasan itu menyasar masyarakat sipil, polisi, dan TNI yang bertugas di sejumlah wilayah di Papua.

Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III Kolonel Czi IGN Suriastawa mengatakan, tak jarang aksi para KKB juga dimanfaatkan sejumlah pihak menjelang pilkada.

"Kalau dilihat, semua yang ada kepentingan pasti memanfaatkan KKB, termasuk pilkada. Kalau KKB salah mengambil keputusan, dia bukan malah memajukan Papua," kata Suriastawa saat dihubungi Kompas.com, Selasa (15/9/2020).

Suriastawa khawatir eksistensi KKB justru menjerumuskan Papua karena terus menimbulkan konflik. Keberadaan mereka dinilai mengadang niat pemerintah membangun Papua.

"Sudah sedikit sekali (KKB) yang murni, kalau memang dia murni mau memajukan Papua bukan begitu caranya," kata Suriastawa.

Hal senada juga disampaikan, Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw saat diwawancara Kompas.com di Jayapura pada akhir Juni 2020.

Baca juga: Perkembangan KKB di Papua, Kapolda: Tersisa Tujuh Kelompok yang Masih Aktif

Paulus mengatakan, awalnya KKB menggunakan senjata untuk menakut-nakuti masyarakat saat membutuhkan sesuatu, seperti logistik.

Menurut Paulus, keinginan merdeka yang disampaikan KKB merupakan kedok agar terhindar dari tuduhan kriminal.

"Saat mereka ingin makan mereka datang dan memintanya ke masyarakat, kadang mereka minta uang. Masyarakat takut karena mereka bawa senjata, jadi memang mereka pelaku kriminal, tapi saat mau ditangkap bahasa yang keluar adalah mereka kelompok yang mau merdeka," jelas Paulus.

Paulus menambahkan, seiring masuknya pembangunan, ada segelintir pihak yang lebih berpendidikan dan memiliki dana di Papua. Mereka melihat KKB sebagai alat untuk mendapatkan sesuatu.

Bahkan, menurut Paulus, ada beberapa KKB di daerah tertentu yang diduga sengaja digerakkan untuk meraih kekuasaan politik.

Meski begitu, Paulus menolak menyebutkan nama daerah itu.

"Ada juga yang terindikasi dalam rangka pilkada, awal mula yang saya pahami dari hasil ungkapan yang lalu, itu memang dibentuk dalam rangka Pilkada," ujarnya.

Penyandang dana KKB sulit ditindak

Paulus menyebutkan, senjata api dan amunisi yang dimiliki KKB sebagian besar berasal dari hasil rampasan ketika menyerang aparat keamanan yang sedang lengah.

Tetapi, tindakan perampasan itu tak lagi bisa dilakukan karena aparat keamanan meningkatkan kewaspadaan. Sehingga, KKB mencari cara lain mendapatkan pasokan amunisi.

Hal ini yang kemudian menjadi pertanyaan aparat keamanan, apakah ada pihak lain yang memasok amunisi untuk KKB.

Baca juga: Kapolda Papua Ungkap Kekuatan KKB di Intan Jaya dan Jumlah Senjatanya

"Itu yang menjadi pertanyaan kita, berarti ada pihak yang menyandang dana dan pasti orang yang punya dana. Kalau kita lihat dari indikasinya memang ada (yang dicurigai), banyak kepentigan, ada yang terkait dengan kekuasaan di daerah tertentu," ujar Paulus.

Berdasarkan penyelidikan polisi, beberapa pihak diduga menjadi penyandang dana KKB.

Namun, kata Paulus, penindakan sulit dilakukan karena diduga bakal memicu respons sejumlah pihak.

"Untuk melakukan penindakan diperlukan sebuah keputusan bersama untuk menindak itu karena itu sensitif dan harus komperhensif, kalau tidak repot," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com