Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM Minta ITDC Setop Pembanguan di Lahan Sirkuit MotoGP yang Bersengketa

Kompas.com - 30/09/2020, 21:05 WIB
Fitri Rachmawati,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

Pihak ITDC menyebutkan memilkki bukti yang sah untuk melanjutkan pembangunan sirkuit yang ada, sehingga seluruh laporan klaim atas waga dimentahkan oleh ITDC.

Karena itu Komnas HAM menindaklanjuti dengan turun ke lapangan bersama tim, bertemu dengan warga yang mengadu.

"Kami telah bertemu dengan tiga warga yang telah digusur, Masrup, Suryani dan satu warga yang belum digusir lahannya Gema Lazuardi," kata Beka.

Kepada Komnas HAM, Gema Lazuardi menyampaikan jika lahannya seluas 6.000 meter persegi, yang disebutnya sebagai jantung sirkuit MotoGP, karena merupakan titik start sirkuit.

Lazuardi mengklaim lahannya masuk sebagai lahan inclave, dan harus dibayar sesuai harga  jual beli, bukan ganti rugi.

Masrup (65) sendiri mengaku masih merasa sangat tertekan setelah 1,6 hektare tanahnya di ambil ITDC dengan mengirim ratusan personel aparat kepolisian dan alat berat mengeruk lahan.

Baca juga: Bawa Celurit Buat Dipamerkan ke Pacar, Pemuda Ini Ditangkap

Warga merasakan bahwa tindakan ratusan aparat yang berlama-lama berjaga di rumah mereka, adalah bentuk itimidasi dan ancaman mengambil alih lahan mereka.

"Pagi-pagi setelah subuh atau baru saja matahari terbit, tiba-tiba sudah bergerak alat berat mengeruk tanah saya, saya dan keluarga yang menghadang ditarik dipaksa meninggalkan tanah kami," kata Masrup.

Jinalim (46) yang memiliki lahan seluas 4.000 meter persegi, persis dibelakang lahan Gema Lazuardi mengatakan, tanah miliknya itu ditempatnya sejak dia baru lahir hingga saat ini.

Dia mengklaim memiliki dokumen resminya.

"Tidak ada aparat yang bertindak kasar atau mengancam, namun ada upaya terus-menerus yang meminta saya membiarkan pengusuran itu, dan meminta saya menggugat ITDC, saya kan yang menempati tanah itu kok saya yang harus mengungat ITDC?," kata Jinalim heran.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com