Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkembangan KKB di Papua, Kapolda: Tersisa Tujuh Kelompok yang Masih Aktif

Kompas.com - 30/09/2020, 20:26 WIB
Dhias Suwandi,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Polda Papua mencatat 46 aksi kekerasan yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata tercatat sepanjang 2020. Aksi kekerasan yang dilakukan KKB terus terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

Laporan terakhir menyatakan, lima KKB berkumpul di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya.

"Ada lima kelompok KKB di situ. Dan mereka (KKB) selalu menggunakan tameng hidup (masyarakat), sehingga kami agak kesulitan melakukan penegakan hukum," kata Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw di Jayapura, Selasa (22/9/2020).

Hal ini membuat situasi keamanan di Intan Jaya kurang kondusif. TNI dan Polri berusaha menambah pasukan karena beberapa aksi kekerasan yang dilakukan KKB di Intan Jaya.

Sejatinya, keberadaan KKB atau yang dikenal sebagai Tentara Pertahanan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) merupakan bagian dari dinamika pembangunan di Papua.

Eksistensi TPN-OPM yang disebut aparat keamanan sebagai KKB ini dimulai pada 1963. Saat itu, organisasi tersebut dipimpin Seth Jafeth Roemkorem dan Jacob Hendrik Prai.

Mereka beroperasi di kawasan pesisir Papua bagian utara. Belakangan, aktivitas mereka bergeser ke wilayah pegunungan karena pesatnya pembangunan di kawasan pesisir.

Baca juga: Kontak Senjata Terjadi Lagi di Intan Jaya, KKB Tembaki Rombongan Polisi

TPN OPM mengklaim membentuk Komando Daerah Pertahanan (KODAP) yang posisinya dianggap sejajar dengan Komando Daerah Militer (KODAM) dalam strukur organisasi TNI.

Awal Maret 2020, juru bicara TPN-OPM Sebi Sambon mengatakan, terdapat 33 KODAP yang telah dibentuk.

Namun, Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw membantah klaim tersebut.

"Jadi yang aktif itu ada enam sampai tujuh kelompok," ujar kata Paulus kepada Kompas.com di Jayapura, pada Juni 2020.

Kelompok itu di antaranya, pimpinan Lekagak Telenggen di Kuyawage (Kabupaten Puncak, pimpinan Militer Murib di Ilaga (Kabupaten Puncak), pimpinan Goliat Tabuni di Tinggi Nambut (Kabupaten Puncak Jaya), dan pimpinan Jhony Botak di Kali Kopi (Kabupaten Mimika).

Lalu, pimpinan Dimanus Magai Yogi di Kabupaten Paniai, pimpinan Ayub Waker (AW) di Sugapa (Intan Jaya), dan pimpinan Egianus Kogoya di Kabupaten Nduga.

Paulus menegaskan, kelompok tersebut aktif mengganggu keamanan di sejumlah wilayah di kawasan pegunungan Papua.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com