Suasana malam itu kian menegangkan. Maria terus beteriak histeris dan meminta warga menyelamatkan bayi kembar dan suaminya.
Matius pun akhirnya berhasil mengeluarkan salah satu bayi kembar Maria dari timbunan bangunan.
"Saya berdiri untuk menggali, puji Tuhan saya bisa mengeluarkan jasad bayi pertama dengan mengeluarkan kepalanya lebih dulu, sayang sudah tidak ada napasnya," tutur Matius.
Melihat anaknya lemas tak bernyawa, Maria menangis sambil menggendong sang bayi dan berusaha membangunkan buah hatinya.
Tak lama kemudian, Matius mengeluarkan jasad bayi kedua.
Disusul kemudian, warga mengevakuasi jasad suami Maria dari tumpukan tanah.
Melihat tiga orang yang disayanginya tewas dini hari itu, Maria menjerit histeris dan pilu.
Baca juga: Bayi Kembar 10 Bulan Jadi Korban Tanah Longsor di Kota Tarakan
Matius dan istrinya selalu berusaha menguatkan Maria yang hingga kini masih mengalami syok.
Lebih-lebih Maria dan suaminya telah merancang pesta ulang tahun pertama bagi bayi kembar mereka.
Keduanya bahkan telah mulai menata rumah untuk rencana tersebut.
"Memang sudah jauh-jauh hari mereka berniat itu, membuat ulang tahun satu tahun anak kembarnya," kata Matius.
Namun, Tuhan berkehendak lain. Suami dan dua bayi Maria kini telah terbaring di pemakaman di Gunung Selipsi Kampung 1, Tarakan.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Nunukan, Ahmad Zulfiqor | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.