Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Tasikmalaya Larang Kampanye Pilkada Tatap Muka di Wilayahnya

Kompas.com - 30/09/2020, 09:28 WIB
Irwan Nugraha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman menyatakan, pihaknya melarang semua bentuk kegiatan masa kampanye tatap muka empat pasangan calon Pilkada Kabupaten Tasikmalaya digelar di wilayah Kota Tasikmalaya.

Selama ini beberapa restoran dan hotel di wilayahnya kerap dijadikan lokasi kegiatan politik pilkada daerah tetangganya.

"Kami juga sepakat melarang kegiatan kampanye Pilkada Kabupaten Tasikmalaya dilaksanakan di wilayah Kota Tasikmalaya. Langkah ini untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang beberapa hari ini jumlahnya terus mengkhawatirkan," jelas Budi, kepada wartawan, Rabu (30/9/2020).

Baca juga: Satgas Covid-19 Kecewa Masih Ada Kampanye Pilkada Timbulkan Kerumunan

Budi menambahkan, pihaknya melalui tim gugus tugas akan secepatnya berkeliling menyosialisasikan larangan kegiatan kampanye tatap muka yang mengundang kerumunan orang kepada para pemilik restoran, cafe dan hotel di Kota Tasikmalaya.

Pemerintah Kota Tasikmalaya berharap kebijakan antisipatif yang diambil untuk menekan penyebaran corona ini bisa dipahami oleh semua pihak dan seluruh elemen masyarakat.

"Saya minta semua langkah antisipasi kami ini bisa dipahami dan dimengerti oleh semua pihak masyarakat. Soalnya, jika kita terlena baik pemerintah maupun masyarakat risikonya akan sangat tinggi. Jadi semua kemungkinan terburuk akan kita antisipasi dengan langkah-langkah yang kita sediakan," kata dia.

Baca juga: Harga Bayi Lobster Turun Drastis gegara Ulah Pengepul, Nelayan Tasikmalaya Protes

Siapkan RS Darurat di GOR Dadaha

Sebelumnya, Pemkot Tasikmalaya menyatakan kondisi wabah pandemi corona gelombang kedua di wilayahnya semakin menggila dan terpaksa diberlakukan status darurat Covid-19.

Pemerintah daerah setempat memprediksi penampungan Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Universitas Negeri Siliwangi (UNS) Tasikmalaya berkapasitas 50 kamar akan langsung penuh oleh pasien positif dari klaster pesantren berjumlah 33 orang.

"Diprediksi Rusunawa oleh 33 pasien positif yang hari ini akan dijemput dari rumahnya masing-masing akan langsung penuh. Belum lagi, nanti hasil tracing yang masih menunggu hasil tes swab-nya. Kemungkinan terburuk, kita siapkan Rumah Sakit (RS) Darurat di Gor (gedung olahraga) Dadaha, hotel dan fasilitas milik pemerintah lainnya," jelas Budi kepada wartawan di Bale Kota Tasikmalaya, Selasa (29/9/2020).

 

Budi menambahkan, langkah persiapan kemungkinan terburuk jika jumlah pasien Covid-19 terus bertambah di Gor Dadaha, karena lokasinya selama ini sebagai komplek olahraga milik Pemkot Tasikmalaya.

Selain itu, pihaknya pun tengah melobi dua hotel yang nantinya akan dijadikan RS darurat. 

"Kita juga sudah berkoordinasi dengan pihak Lanud Wiriadinata Tasikmalaya, yakni bangunan bekas PT Dahana untuk dijadikan juga RS darurat," tambah Budi.

Beberapa RS darurat yang nanti dipersiapkan, lanjut Budi, rencananya akan diisi oleh pasien terkonfirmasi bergejala ringan.

Sedangkan, bangunan isolasi Mitra Batik RSUD Soekardjo dan ruang isolasi RS swasta lainnya diutamakan bagi pasien positif corona bergejala berat.

Pembatasan Jam Malam Sampai Pukul 20.00 WIB

Pemerintah Kota Tasikmalaya pun mulai memberlakukan pembatasan seluruh kegiatan warganya sampai jam 8 malam.

Kebijakan baru itu menyusul membludaknya kasus Covid-19 di wilayah berjuluk kota santri dalam beberapa hari terkahir.

"Hasil rapat gugus tugas tadi siang, salahsatunya kita ambil kebijakan membatasi seluruh kegiatan warga sampai jam 8 malam. Jika ada yang melanggar kita tindak tegas," terang Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman, kepada wartawan, Selasa (29/9/2020).

Budi saat ini memutuskan untuk bertindak tegas karena terus bertambahnya klaster baru dan pasien terkonfirmasi positif corona.

Apalagi, hasil tracing masih terus berjalan dan kemungkinan terburuk kasusnya akan semakin bertambah setiap harinya.

"Kemarin kita statusnya kuning, sekarang naik ke zona oranye. Besok kita tidak tahu statusnya akan bagaimana. Tapi, kita semaksimal mungkin dengan anggaran dan sumberdaya manusia seadanya untuk memerangi pandemi gelombang kedua ini," tambah Budi.

 

Langgar jaga jarak

Paling bermasalah di wilayahnya selama ini, lanjut Budi, masih adanya warga yang memaksa untuk melanggar jaga jarak di setiap kegiatan.

Kalau misalkan diberlakukan Pembatasan Sosial Bersakala Besar (PSBB) lagi, anggaran pemerintahnya tak akan mencukupi karena sampai sekarang jumlahnya sudah sangat minim.

Sehingga, Budi berharap semua masyarakat lebih patuh dan kompak lagi menjalankan aturan protokol kesehatan.

"Kalau masker sudah ok lah ya. Tapi, masalah di Tasikmalaya sekarang terkait disiplin jaga jarak yang masih kurang. Jadi, semua toko, kegiatan atau apapun itu setelah jam 8 malam harus tutup dan berhenti beroperasi," ungkap Budi.

Sementara itu, berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya hingga Rabu (30/9/2020), jumlah total terdapat 145 kasus terkonfirmasi positif Covid-19.

Sebanyak 59 orang telah dinyatakan sembuh dan 78 orang masih dalam perawatan, serta 8 orang meninggal dunia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com