Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ibu Meninggal 14 Desember, Selang 4 Hari Kemudian Bapak Meninggal"

Kompas.com - 30/09/2020, 09:14 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Kesedihan tampak di raut wajah Mauliddin Noor (20) saat menuturkan kisah keluarganya.

Bagaimana tidak, Mauliddin dan dua saudaranya Muhammad Luthfi (17) dan Nurul Azkiya (11) kini menjadi yatim piatu.

Ayah dan ibu mereka yakni Sirajuddin dan Jumiati meninggal dunia dalam rentang waktu yang berdekatan.

"Ibu meninggal 14 Desember 2019. Selang empat hari kemudian, 19 Desember, Bapak juga meninggal," kata Mauliddin pada Kompas.com di kediamannya, RT 34 Kelurahan Sidodami, Samarinda Ulu, Senin (28/9/2020).

Keduanya meninggal dunia karena sakit.

"Ibu sakitnya baru-baru saja. Kalau Bapak sakit jantungnya sudah lama sejak 2012," tutur Mauliddin pilu.

Baca juga: Kisah Sedih 3 Anak Yatim Piatu, Ibu Meninggal, 4 Hari Kemudian Bapak Meninggal

Kehidupan keras sepeninggal orangtua

Ilustrasishutterstock Ilustrasi
Mauliddin mengatakan, kehidupan yang berat dialaminya sepeninggal orangtua mereka.

Lebih-lebih, sebagai anak sulung ia memiliki tanggungan dua orang adik yang masih bersekolah.

Adiknya Muh Lutfi kini masih duduk di bangku kelas tiga SMP. Sedangkan Nurul di kelas 5 SD.

Untuk biaya sekolah, Mauliddin berusaha mencari pekerjaan dan mencari beasiswa. Meskipun hal tersebut rupanya tak mudah.

Mauliddin yang sudah lulus SMA sebenarnya sempat bekerja menjadi sales. Namun pekerjaannya terpaksa berhenti karena pandemi.

Mauliddin kini berjualan online untuk menghidupi adik-adiknya.

Baca juga: Kisah Cinta Koestomo, Urus Istrinya yang Lumpuh 19 Tahun, Terpaksa Tinggalkan Pekerjaan

 

IlustrasiThinkstockphotos.com Ilustrasi
Kakek prihatin dan menemani

Sepeninggal orangtua, tiga bersaudara tersebut ditemani oleh kakeknya.

Sang kakek Misran (62) pun rela bolak-balik dari rumahnya di Sangkulirang ke Samarinda demi cucunya.

Hal itu dilakukan lantaran Misran memiliki kebun di Sangkulirang yang masih harus diurus.

Untuk kehidupan sehari-hari, tiga cucunya mengandalkan penghasilan sang kakek mengurus kebun dan terkadang menjadi nelayan.

Baca juga: Pengemudi Ojol Bawa Balita 2,5 Tahun Tiap Kerja, Hasran: Dia Ditinggal Ibunya

Kehidupan sulit semenjak orangtua jatuh sakit

Ketua RT 34 Kelurahan Sidodami, Kecamatan Samarinda Ulu, Dony Irawan membenarkan kondisi memprihatinkan dari keluarga tersebut.

Dony mengatakan, sebelum jatuh sakit dan meninggal, kepala keluarga itu sempat bekerja di Pertamina.

Namun Dony tak mengetahui pasti status pekerjaannya.

Semenjak bapak dari tiga anak di keluarga itu sakit, tak lagi ada yang bisa bekerja.

Sehingga sejak saat itu tak ada yang menopang ekonomi keluarga.

"Ibunya sakit meninggal, 4 hari kemudian, ayahnya meninggal. Kehidupan mereka memang susah,” kata Ketua RT.

Kondisi rumah mereka pun memprihatinkan.

“Saya dapat info dari kelurahan. Ada program bedah rumah dari Kementerian PUPR. Saya usulkan salah satu rumah mereka. Sekarang lagi pengerjaan sekitar 60 persen,” kata dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Samarinda, Zakarias Demon Daton | Editor : Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com