Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

19 Tahun Rawat Istrinya yang Lumpuh hingga Meninggal, Koestomo: Saya Mengikhlaskan...

Kompas.com - 30/09/2020, 07:49 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

JOMBANG, KOMPAS.com - Secara telaten, Koestomo (59), yang berprofesi sebagai tukang sepatu di Jombang, Jawa Timur, merawat Siti Rodiyah, istrinya yang lumpuh sejak belasan tahun lalu.

Namun, perjuangan bapak tiga anak itu untuk merawat istrinya yang sakit dan lumpuh sejak 2001 berakhir pada Minggu (20/9/2020) malam.

Siti Rodiyah meninggal pada usia 52 tahun dan dimakamkan keesokan harinya.

"Meninggalnya hari Minggu malam, sekitar jam 10 (pukul 22.00 WIB). Dimakamkan hari Senin pagi," ungkap Koestomo kepada Kompas.com di rumahnya, Selasa (29/9/2020).

Koestomo dan Siti Rodiyah menikah pada 1990. Mereka memiliki tiga anak dari pernikahan itu.

Ketiga anak itu adalah Dwi Ayu Prasetya (28), Rizky Subhi (23), serta Sevi Cahyani (19).

Baca juga: Perjuangan Koestomo Belasan Tahun Rawat Istrinya yang Lumpuh, Kini Tak Bekerja

Koestomo bersama keluarganya tinggal di Dusun Bandung Krajan, Desa Bandung, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Koestomo mengaku pasrah dan merelakan kepergian istrinya tercintanya tersebut.

"Saya dan anak-anak mengikhlaskan. Mungkin ini jalan terbaik untuk istri saya," kata Koestomo.

Menderita ALS

Koestomo menuturkan, istrinya mulai menunjukkan gejala sakit pada 2001. Saat itu, Siti Rodiyah sedang mengandung anak ketiga.

Gejala sakit yang dirasakan, antara lain tiba-tiba jatuh saat berjalan, serta tangan yang mendadak kehilangan kemampuan untuk memegang sesuatu.

Usai melahirkan, sakit istrinya tak kunjung sembuh. Ia lebih sering terjatuh saat berjalan.

Upaya berobat sudah ditempuh ke berbagai tempat, termasuk ke RSUD Jombang dan RS dr Soetomo Surabaya.

Hasil pemeriksaan medis menyatakan, Siti Rodiyah menderita amyotrophic lateral sclerosis (ALS), penyakit sistem syaraf yang melumpuhkan otot-otot dan memengaruhi fungsi fisik.

Selain ke rumah sakit, Koestomo juga berupaya menyembuhkan sang istri dengan pengobatan alternatif.

Namun, upaya Koestomo tak membuahkan hasil. Pada 2006, istrinya lumpuh total dan hanya terbaring diatas ranjang.

"Mulai merasakan gejala saat mengandung anak yang paling kecil, itu tahun 2001. Sudah gak bisa apa-apa mulai tahun 2006," tutur Koestomo.

Baca juga: Kisah Pilu Koestomo Si Tukang Sepatu, Tak Lagi Bekerja karena Merawat Anak dan Istrinya yang Lumpuh

Rawat dua orang lumpuh

Selain istrinya, kondisi serupa juga dialami anak sulung Koestomo, Dwi Ayu Prasetya.

Saat Kompas.com mengunjungi kediaman Koestomo, Selasa (29/9/2020), gadis berusia 28 tahun itu nampak terbaring diatas ranjang di ruang tengah.

Menurut Koestomo, putri pertamanya itu mulai merasakan gejala mirip ibunya seperti gangguan pada kaki dan tangan pada 2012.

Dwi sering jatuh saat berjalan atau mendadak kehilangan kekuatan saat tangannya memegang sesuatu.

Berbekal kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang dimiliki, Koestomo membawa anaknya berobat ke RSUD Jombang dan RS dr Soetomo Surabaya.

Ternyata, Dwi juga menderita ALS, penyakit yang sama dengan ibunya.

Upaya berobat yang ditempuh Koestomo tidak berhenti pada rumah sakit. Berbagai upaya non-medis coba dilakukan namun tidak membuahkan hasil.

Dari waktu ke waktu kondisi anaknya terus melemah hingga akhirnya mengalami lumpuh sejak enam tahun lalu.

Koestomo merawat istri dan anaknya yang lumpuh di rumah sederhana yang menjadi tempat tinggal keluarganya.

Siti Rodiyah menempati ranjang di dalam kamar, sedangkan Dwi ditempatkan di ranjang di depan pintu kamar ibunya.

"Dua-duanya saya rawat di rumah, bergantian. Saya tidur ya ala kadarnya. Saya bersyukur, Allah memberi kekuatan sehingga saya tetap kuat," tutur Koestomo.

Amanah seorang bapak

Bagi Koestomo, merawat istri dan anaknya lumpuh merupakan amanah yang wajib dijalani sebagai suami dan seorang ayah.

Baca juga: Foto Risma Boleh Dipasang di APK Peserta Pilkada Surabaya, Ini Alasannya...

Sepeninggal istrinya, Koestomo harus menjalankan tugasnya merawat anak sulungnya yang hanya bisa terbaring di ranjang.

"Ini amanah yang harus saya jalankan. Selama masih kuat, saya akan terus merawat anak saya," ujar Koestomo.

Sebelum memutuskan berhenti bekerja tujuh bulan lalu agar bisa fokus mengurus istri dan anaknya yang lumpuh, Koestomo bekerja sebagai tukang sepatu.

Pekerjaan Koestomo dilakukan setelah selesai merawat istri dan anaknya, selepas pukul 09.00 WIB.

Sepeninggal sang istri, Koestomo berpikir untuk bekerja kembali. Namun, pekerjaan itu akan dilakukan di rumah agar bisa menjaga dan merawat putri sulungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com