Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usaha di Ujung Tanduk Saat Pandemi, Pedagang Pasar Baru Bandung Protes Penutupan Jalan Otista

Kompas.com - 30/09/2020, 07:26 WIB
Agie Permadi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Kebijakan tutup buka Jalan Otista menuai protes dari warga sekitar dan para pedagang Pasar Baru Bandung. Bagaimana tidak, kebijakan tersebut berdampak pada perekonomian para pedagang dan warga sekitar Pasar baru.

Ketua Pedagang Pasar Baru Iwan Suhermawan mengatakan bahwa selama ini para pedagang tengah mencoba kembali bangkit setelah sebelumnya kesulitan akibat pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) beberapa bulan lalu.

Efek pandemi yang berujung penutupan jalan pada saat PSBB berdampak cukup siginifikan pada mata pencarian para pedagang, bahkan hampir setengah usaha para pedagang di Pasar Baru berada di ujung tanduk.

Baca juga: PHRI Sebut Banyak Restoran Tutup dan Pegawai Di-PHK karena Kebijakan Larangan Dine In

Hal tersebut, kata Iwan, dapat dilihat dari banyaknya jongko di Pasar Baru yang kosong hingga ditinggalkan pedagang lantaran tak mampu lagi membayar sewa.

"Pemberlakuan PSBB beberapa kali di bulan lalu itu sangat memukul pedagang Pasar Baru dan sekitarnya, akibatnya dari PSBB itu hampir 60 persen mereka sudah di ambang kebangkrutan," ujar Iwan saat dihubungi Kompas.com, Selasa (29/9/2020).

Buka tutup Jalan Otista

Setelah PSBB berakhir, pedagang pasar Baru kembali beraktivitas, mereka kembali mencoba untuk bangkit dari keterpurukan efek pandemi ini.

Akan tetapi, persoalan para pedagang kembali muncul dengan diberlakukan kembalinya buka tutup jalan Otista oleh Pemerintah Kota Bandung.

"Akan tetapi ketika kita sedang menghadapi kesulitan yang dihadapi ditambah lagi kebijakan pemkot yang memberlakukan lima ruas jalan di kota Bandung itu ditutup buka dari jam 9 sampai jam 11 siang, lalu juga dari jam 2 siang sampai jam 4," kata Iwan.

Baca juga: Hingga Agustus 2020, 3.289 Karyawan di Kalbar Dirumahkan dan 622 Di-PHK

Iwan mengatakan bahwa kebijakan tersebut cukup menyulitkan, lantaran penutupan tersebut dilakukan di jam emas bagi para pedagang. "Dengan kondisi ini jujur kami merasa keberatan," ucapnya.

Pengurus Himpunan Pasar Baru bersama para pedagang kemudian bermusyawarah dan menyepakati untuk melayangkan surat keberatan terkait kebijakan buka tutup jalan Otista itu.

Dan menawarkan solusi lainnya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan di lokasi Pasar Baru.

"Saya kira penutupan di jam yang disebutkan itu tidak efektif, lebih efektif itu pemkot dan gugus tugas membuat posko-posko yang di isi petugas dari Polri, TNI maupun Pol PP," kata Iwan.

Baca juga: Diprotes Pedagang, Wali Kota Bandung Longgarkan Buka Tutup Jalan Otista

Tinjau ulang

"Mereka juga melakukan pengawasan dan edukasi baik kepada pedagang maupun pembeli untuk mengingatkan pentingnya memakai masker dan cuci tangan dan jaga jarak. Saya kira lebih efektif daripada pemberlakukan buka tutup jalan," ujarnya.

Iwan mencontohkan, dengan adanya buka tutup Jalan Otista berdampak pada kemacetan di beberapa titik jalan yang juga menimbulkan kerumunan.

Menurutnya hal itu bukan malah mengurangi kerumunan, sebaliknya malah menciptakan permasalhan lainnya.

Untuk itu ia menyarankan Pemerintah Kota Bandung kembali meninjau pemberlakuan buka tutup tersebut.

"Saya menyarankan kepada Pemkot untuk jalan otista agar ditinjau ulang dan kalau bisa dibatalkan, akan tetapi tetap pemerintah melakukan pengawasan ketat baik kepada pedagang ataupun pengunjung yang datang ke pasar baru dan sekitarnya," katanya.

 

Aksi damai pedagang Pasar Baru

Dihubungi terpisah, Kepala Satpol PP kota Bandung, Rasdian Setiadi  mengatakan bahwa awalnya para pedagang tersebut hendak melakukan aksi damai dengan melakukan unjuk rasa di Balai Kota Bandung, akan tetapi pihaknya mengarahkan aksi tersebut di depan Pasar Baru tepatnya yang sudah dilakukan penutupan.

"Aspirasi mereka ini memang jika pandemi kni berdampak pada perekonomian mereka, omset mereka turun, mereka meminta buka tutup jalan Otista di buka saja, kalau bisa penutupan dilakukan dari jam 17.00 WIB sampai pagi," kata Rasdian.

 

Aspirasi mereka ini diterima Kesbangpol yang merupakan perwakilan dari Pemkot Bandung. Aspirasi tersebut telah disampaikan kepada pimpinan pemkot setempat.

"Dari kemarin siang Kesbangpol sudah menghadap pak wali Kota, dan akan ada pernyataan dari pedagang dalam dan luar Pasar Baru terkait protokol kesehatan dan komitmen mereka yang harus disepakati," ucapnya.

Aspirasi mereka ini diterima Kesbangpol yang merupakan perwakilan dari Pemkot Bandung. Aspirasi tersebut telah disampaikan kepada pimpinan pemkot setempat.

"Dari kemarin siang Kesbangpol sudah menghadap pak wali Kota, dan akan ada pernyataan dari pedagang dalam dan luar Pasar Baru terkait protokol kesehatan dan komitmen mereka yang harus disepakati," ucapnya.

Aspirasi para pedagang ini pun kemudian di rapatkan dengan tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bandung dengan Forkompimda Kota Bandung dengan hasil buka tutup jalan di Jalan Otista-Suniaraja dilakukan dari Pukul 17.00-06.00 WIB.

"Saya buka kemarin ketika ada aspirasi masyarakat. Jalan dibuka tutupnya dari jam 5 sore, sampai pagi," kata Wali Kota Bandung Oded M Danial.

Keputusan tersebut, kata Oded, tak hanya atas dasar aspirasi masyarakat tapi juga untuk menjaga keseimbangan perekonomian.

"Demi keseimbangan perekonomian juga, karena ada aspirasi," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com