TARAKAN, KOMPAS.com – Sosok mungil Yohanes Dava Herianto dan Yohanes Davi Herianto, bayi kembar berusia 10 bulan yang jadi korban tanah longsor di Rt.11 Juata Kerikil, Kota Tarakan, Kalimantan Utara, masih demikian melekat di benak Maria.
Ibu si kembar tersebut sampai sekarang masih syok berat dan linglung akibat peristiwa yang merenggut dua buah hati sekaligus suaminya, Cristianus Herianto (29).
"Ibu Maria ada di rumah saya, dia macam linglung, ya bagaimana peristiwa itu terjadi tiba-tiba dan mengubur suami dan anak kembarnya," ujar Matius Olla, tetangga Maria melalui sambungan telepon, Selasa (29/9/2020).
Baca juga: Bayi Kembar 10 Bulan Jadi Korban Tanah Longsor di Kota Tarakan
Matius merupakan tetangga sekaligus orang yang mengevakuasi jenazah suami dan anak kembar Maria.
Dia menuturkan, pada Senin (28/9/2020) sekitar 01.30 Wita, ada keponakan dari Cristianus Herianto bernama Gusti berlari ke rumahnya di tengah guyuran hujan berteriak meminta tolong karena keluarganya tertimbun longsor.
Terkejut, Matius langsung berlari ke rumah Maria sembari berteriak teriak meminta tolong warga sekitar.
Rumah Matius berjarak sekitar 100 meter dari rumah Maria.
"Saat saya sampai, Maria sudah berlarian ke rumah tetangga meminta tolong, dia sebelumnya sempat terkubur setengah badan, tapi bisa selamat. Jadi ada lima orang yang tinggal di rumah itu, satunya itu keponakan bernama Gusti yang juga selamat," kata Matius.
Baca juga: Identitas 11 Korban Tanah Longsor di Tarakan
Rumah Maria merupakan bangunan dari kayu berdinding triplek, sehingga tidak mampu menahan reruntuhan tanah dari lereng bukit yang ada di samping kamarnya.
Longsoran tanah hanya menimpa bagian kamar yang langsung mengubur tempat tidur sehingga membuat tiga orang di rumah ini tewas.
"Tidak banyak sebenarnya tanah yang menimbun di kamarnya, paling sekitar enam kubik saja, tapi memang tanah basah, dan kondisi korban ini berselimut, tertidur nyenyak, jadi bisa apa?," lanjutnya.