Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inoscope, Teknologi Medis Inovasi RSSA Cegah Penularan Covid-19 Pada Tenaga Medis

Kompas.com - 29/09/2020, 20:56 WIB
Andi Hartik,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Rumah Sakit Umum Daerah Dr Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang mengembangkan inovasi stetoskop digital.

Inovasi yang memanfaatkan teknologi big data dan internet of things itu mampu mencegah interaksi langsung antara tenaga medis dan pasien yang melakukan diagnosa.

Inovasi stetoskop digital ini diberi nama Inoscope.

Pengembangan inoscope melibatkan tim gabungan yang terdiri dari dokter spesialis dari SMF pulmonologi dan kedokteran respirasi RSSA serta pakar informatika medis.

Baca juga: 7 Tenaga Medis RSUCM Aceh Utara Positif Corona, 2 Dirawat Intensif

Susanthy Djajalaksana, selaku ketua tim dokter spesialis mengatakan, inoscope masih dalam tahap pengembangan.

Menurutnya, alat itu masih harus melalui proses validasi sebelum resmi digunakan.

Ketua Tim Pakar Informatika Medis RSSA, Wahyu Teja Kusuma menuturkan, inoscope dikembangkan dengan mengadopsi konsep big data dan internet of things.

"Dalam pengembangan inoscope ini, kami mengimplementasikan model software development life cycle agile yang merupakan kombinasi dari proses incremental dan iterative yang berfokus pada adaptabilitas," kata Wahyu, melalui keterangan tertulis yang dikirim melalui Bagian Humas RSSA, Selasa (29/9/2020).

"Inoscope telah mengadopsi internet of things di mana data rekam medis hasil pemeriksaan akan tersimpan sebagai big data dalam database serta dapat diakses di manapun dan kapanpun diperlukan secara simultan," ujar dia.

Keunggulannya, inoscope ini memiliki sampling suara yang tinggi dengan built in filter.

"Filter menggunakan sampling tinggi dengan mic capacitive ukuran 4 dan 6 mm filter analog sehingga menghasilkan output jernih dan reliable. Selain itu keunggulannya dapat digunakan tanpa perlu menginstal aplikasi tambahan," kata dia.

Anggota tim dari SMF pulmonologi dan kedokteran respirasi, Aditya Sri Listyoko menuturkan, pengembangan inoscope terinspirasi faktor risiko transmisi Covid-19 terhadap tenaga medis.

Menurutnya, perlu ada terobosan alat medis untuk meminimalisir faktor risiko tersebut.

"Dasar penelitian berdasarkan faktor risiko transmisi Covid-19 pada petugas medis, sehingga perlu dipikirkan bagaimana meminimalisir risiko dalam penegakan diagnostik menggunakan stetoskop," ungkap dia.

Harapannya, inoscope akan menjadi telemedicine sehingga tenaga kesehatan tidak perlu berhadapan fisik dengan pasiennya.

Direktur RSSA Kota Malang, Kohar Hari Santoso mengatakan, inovasi itu sangat membantu dalam meminimalisir transmisi SARS-CoV-2 dari pasien Covid-19 kepada tenaga kesehatan.

Kohar mengatakan, seluruh tenaga medis Instalasi Covid-19 dan Infeksius Terpadu (Incovit) RSSA Kota Malang dilengkapi dengan hazmat level 4 supaya tidak terjangkit virus dari pasiennya.

Baca juga: Bermula dari Bayi 21 Hari Positif Covid-19, Ibunya dan 4 Tenaga Medis Terpapar Corona

Namun, ketika hendak melakukan pemeriksaan dengan stetoskop, tenaga medis itu harus menempelkan eartips ke telinga dengan membuka head cover hazmat.

Hal ini yang menjadi salah satu penyebab faktor risiko penularan Covid-19 menjadi tinggi.

"Meskipun belum ada jurnal resmi yang spesifik mengidentifikasi angka kejadian transmisi Covid-19 melalui stetoskop, namun tetap ada potensi tinggi transmisi lewat droplet atau mikro droplet yang menempel dari semburan bersin atau batuk pasien ke media stetoskop sehingga terbawa ke bagian tubuh tenaga kesehatan seperti telinga atau selaput mukosa saat kondisi tak terlindung ketika membuka celah head covering hazmat untuk melakukan pemeriksaan," kata dia.

Kohar mengatakan, inovasi ini masih dalam tahap pengembangan.

Butuh uji validasi output pemeriksaan menggunakan inoscope dibandingkan dengan menggunakan stetoskop konvensional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com